Komunitas Muslim di Afsel Selamatkan Mushaf Al-Qur’an Tertua Peninggalan Ulama Nusantara
Masjid Auwal, lokasi keberadaan mushaf tertua peninggalan ulama Indonesia di Afrika Selatan.
“Ketika mereka menggaungkan Alkitab dan mencoba untuk mengonversi budak Muslim, Tuan Guru sedang menulis salinan Al-Qur’an, mengajarkannya kepada anak-anak, dan membantu mereka menghafalnya.
“Ini merupakan kisah penuh kegigihan dan ketekunan. Ini menunjukkan tingkat pendidikan orang-orang yang dibawa ke Cape Town sebagai budak dan tahanan.”
Tuan Guru juga menulis buku teks bahasa Arab setebal 613 halaman berjudul “Ma’rifat wal Iman wal Islam” (Pengetahuan tentang Iman dan Agama) dari ingatannya.
Buku itu, yang merupakan panduan dasar untuk keyakinan Islam, digunakan selama lebih dari 100 tahun untuk mengajar umat Islam di Cape Town tentang iman mereka.
Buku tersebut masih dalam kondisi baik dan dimiliki keluarga Rakiep, yakni keturunan Tuan Guru. Sementara, sebuah buku replika disimpan di perpustakaan nasional di Cape Town.
“Dia duduk dan menuliskan hampir semua yang bisa dia ingat tentang imannya dan dia menggunakannya sebagai teks untuk mengajarkannya kepada orang lain,” kata Syekh Owaisi.
Berapa salinan Al-Qur’an tulisan Tuan Guru yang tersisa?
Dari lima salinan Al-Qur’an yang ditulis tangan oleh Tuan Guru, hanya tiga yang masih utuh. Selain yang ada di masjid Auwal, dua lainnya dimiliki keluarganya, termasuk cicitnya yang perempuan.
Sekitar 100 replika telah diproduksi. Pada April lalu, salah satu dari replika itu diserahkan ke perpustakaan masjid al-Aqsa di Yerusalem – situs tersuci ketiga dalam agama Islam – sementara beberapa telah diserahkan kepada pejabat yang berkunjung.
Pada Mei 2019, Ganief Hendricks, pemimpin partai politik Muslim di Afrika Selatan, Al Jama’ah, menggunakan salah satu replika saat ia dilantik sebagai anggota parlemen.
