Kisah Seorang Waliyullah di Zaman Utsmani
Murad Oglu Ahmed alias Sultan Murad IV.
Tiba-tiba, mereka menemukan seoranglaki-laki tergeletak di atas tanah. Sang Sultan menggerak-gerakkan lelaki itu,ternyata dia telah wafat. Namun orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya tak sedikitpun mempedulikannya. Sultan pun memanggil warga yang tak menyadari kalau orang tersebut adalah Sultan.
Mereka bertanya, “Apa yang kau inginkan?”.
“Mengapa orang ini meninggal tapi tidak ada satu pun di antara kalian yang mau mengangkat jenazahnya?,” jawab Sultan menjawab.
“Siapa dia, di mana keluarganya?,” tanya Sultan.
Warga berkata, “Orang ini zindiq, suka menenggak minuman keras dan berzinah.!”.
Sultan menimpali, “Tapi…bukankah ia termasuk umat Muhammad Saw?, Ayo angkat jenazahnya, kita bawa ke rumahnya”. Mereka pun membawa jenazah laki-laki itu ke rumahnya.
Melihat suaminya meninggal, sang istripun pun menangis. Orang-orang yang membawa jenazahnya langsung pergi, tinggallah sang Sultan dan kepala pengawalnya.
Dalam tangisnya sang istri berucap pada jenazah suaminya, “Semoga Allah merahmatimu wahai wali Allah. Aku bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang saleh.”
Mendengar ucapan itu Sultan Murad kaget. “Bagaimana mungkin dia termasuk wali Allah sementara orang-orang membicarakan tentang dia begini dan begitu, sampai-sampai mereka tidak peduli dengan kematiannya.?”
Sang istri menjawab, “Sudah kuduga pasti akan begini. Setiap malam suamiku keluar rumah pergi ke toko-toko minuman keras, dia membeli minuman keras dari para penjual sejauh yang ia mampu. Kemudian minuman-minuman itu dibawa ke rumah lalu ditumpahkannya ke dalam toilet, sambil berkata: “Aku telah meringankan dosa kaum muslimin.”
