Khutbah Idulfitri 1446 H: Empat Pilar Menjaga Fitrah

Dr KH Akhmad Alim Lc
Khotbah Pertama
اَ لسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ا للهِ وَبَرَكَاتُهْ
اَلله ُاَكْبَرْ , 9x
لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ، اَللهُ اَكْبَرْوَلِلَّهِ الْحَمْدُ، اَللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَعَبْدَهُ وَاَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ الْاَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَلَانَعْبُدُ اِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنِ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ إِقْرَارًا بِهِ وَتَوْحِيْدًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا مَزِيْدًا؛
• يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
• يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
أَمَّا بَعْدُ:
Allahu Akbar 3 X Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin Rahima kumullah.
Pada pagi hari ini, cuaca terasa sangat cerah. Secerah hati kita ini yang sedang berbahagia. Kita bahagia, karena pada saat ini kita berada pada hari kemenangan, pada hari ini Allah Azza Wa Jalla menampakkan kemuliaan dan keagungannya, berupa syiar idul fitri yang penuh keberkahan dan limpahan keagungan.
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ} (سورة يونس ءاية 58(
Katakanlah wahai Nabi Muhammad kepada manusia “Dengan karunia Allah berupa agama Islam dan rahmat-Nya, yakni Al-Qur’an, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia dan rahmat Allah itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan berupa harta dan kemewahan duniawi.” (QS.Yunus : 58)
Pada hari ini pula seluruh kaum muslimin di seluruh belahan bumi, bersedia untuk bangkit menggemakan dan mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid
.… وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya : “…dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. al-Baqarah : 185)
Pengumandangan tersebut merupakan realisasi rasa syukur, sebagai ungkapan kesadaran, kalimat keyakinan, serta merupakan panji-panji kemenangan dan kejayaan umat Islam.
Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin Rahima Kumullah.
Setelah sebulan penuh kita beribadah puasa (as-shiyam) di bulan suci Ramadhan dengan berlatih untuk menahan diri (al-imsak) dari dorongan syahwat dan syubhat, serta bersungguh-sungguh (mujahadah) dalam menghidupkan malam-malamnya dengan kegiatan ibadah terawih, tadarus, iktikaf, sedekah, zakat fitrah, zakat mal, doa dan dzikir, itu semua bertujuan agar kita kembali fitri, dan menjadi pribadi yang beriman serta menyandang kembali gelar taqwa ‘laallakum tattaqun’.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah. Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar Ruum: 30)
Dengan fitrah dan taqwa tersebut, hubungan vertikal kita kepada Allah (hamblum minallah) diharapkan semakin membaik, demikian juga hubungan sosial kemanusian kita (hablum minannas) semakin harmonis. Sehingga kita mampu menjadikan nilai-nilai madrasah Ramadhan sebagai spirit dan inspirasi terbaik dalam penguatan keimanan dan nilai-nilai persaudaran sesama umat Islam (ukhuwah Islamiyah), persaudaraan sesama umat manusia (ukhuwah Insaniyah), dan persaudaraan sesama anak bangsa (ukhuwah Wathaniyah), sehingga tercapai ‘rahmatan lil alamin’ kehidupan yang damai, bahagia, aman, tentram dan mendapat ridha Allah, serta kembali pada fitrah kemanusiaan kita yang hakiki. Hal itu sebagaimana terdapat dalam firman Allah Swt dalam Surat Ali Imran ayat 110 :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah Swt. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.”
كَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا
Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (Q.S. al-Baqarah [2]: 143)
Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin Rahima Kumullah.
Hari ini kita berada pada hari raya idul fitri, menjadi momentum yang tepat untuk kita menyadari bahwa memaknai idul fitri bukan hanya sekedar berhenti pada rutinitas baju baru, warna warni hidangan makanan yang berlimpah, ataupun tradisi mudik, akan tetapi kita harus lebih berorientasi pada kualitas, memaknai hakikat idul fitri dengan kembali menemukan fitrah kemanusiaan kita, kesucian hati kita, kebahagiaan kita, sehingga pasca berhari raya idulfitri keimanan kita semakin bertambah kuat, akhlak moralitas kita semakin terpuji dan mulia, dan semakin jelas arah tujuan kehidupan kita dalam mencari ridha Allah swt,
ليس العيد من لباسه جديد # ولكن العيد من طاعته تزيد
Tidaklah disebut merayakan Id bagi orang yang berbaju baru, tetapi merayakan Id adalah bagi orang yang ketaatannya bertambah baru.
Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin Rahima Kumullah.
Di hari yang fitri ini juga mengingatkan Kembali, bahwa manusia dilahirkan ke muka bumi ini dalam keadaan fitrah. Fitrah dalam arti suci dari segala macam bentuk kesyirikan, bersih dari segala noda dosa, dan bebas dari segala belenggu hawa nafsu. Sehingga pada hakikatnya manusia terlahir dalam keadaan bertauhid kepada Allah swt.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا
Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengambil sumpah dari anak adam dan mempersaksikan atas diri mereka, bukankah aku tuhan kalian, mereka menjawab, benar, kami bersaksi. (QS.Al-A’rof : 172)
مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ. فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ.
Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. (HR. Bukhari Muslim)
Adapun manusia berpaling dan menyimpang dari fitrahnya disebabkan oleh pengaruh syetan, dorongan hawa nafsu, serta sifat tamak terhadap kepentingan syahwat dunia. Dalam hadist qudsi disebutkan bahwa:
وَإِنِّى خَلَقْتُ عِبَادِى حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِى مَا لَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا
“Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan hunafa’ (islam) semuanya, kemudian syetan memalingkan mereka dari agama mereka, dan mengharamkan atas mereka apa yang Aku halalkan, dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak Aku turunkan keterangannya” (HR. Muslim)
Untuk itu tugas kita adalah menjaga agar hidup kita berjalan di atas fitrah tauhid agar kita berada pada jalan yang lurus, istiqamah di atas kebenaran, dan husnul hatimah di atas keislaman, sehingga kita Bahagia di dunia dan di akherat.
Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin Rahima Kumullah.
Untuk melestarikan agar kita kembali fitri, mampu meraih kesucian hati, serta senantiasa Bahagia hakiki, maka paling tidak, ada empat pilar yang harus kita miliki dan kita implementasikan dalam kehidupan.
Pilar yang pertama, lakukan Tazkiyatun Nafus, yaitu dengan mensucikan jiwa dari segala syubhat dan keinginan syahwat hawa nafsu yang melampui batas.
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا. فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا. قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا. وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwa itu dan merugilah orang-orang yang mengotorinya” (QS. Asy Syams [91]:8-10).
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى (14) وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى (15)
Sesungguhnya Beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu ia bersembahyang.
Hawa nafsu selalu memerintahkan manusia pada banyak keinginan, walaupun keinginan itu, tidak sesuai dengan apa yang diridhai oleh Allah, sehingga menimbulkan ketamakan dan kerakusan.
لَوْ أَنَّ لإِبْنِ آدَامَ وَادِياً مِنْ ذَهَبٍ لأَحَبَّ أَنْ يَكُوْنَ لَهُ وَادِياَنِ وَلَنْ يَمْلأَ فاَهُ إِلاَّ التُّرَابُ وَيَتُوْبُ اللهُ عَلَى مَنْ تاَبَ
“Jika anak Adam memiliki satu lembah emas dia akan mencari agar menjadi dua lembah dan tidak ada yang akan menutup mulutnya melainkan tanah. Dan Allah menerima taubat orang yang bertaubat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, keinginan hawa nafsu harus dikendalikan, sebab jika tidak, maka sudah dapat dipastikan, manusia akan terjatuh dalam jurang kehancuran.
مَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan Aku tidak membiarkan diriku dari jeratan nafsu, karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.” (QS. Yusuf :53)
Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin Rahima Kumullah
Pilar yang kedua, menguatkan hubungan vertikal (hablum minallah) dengan penuh kekhusuan melalui ibadah mahdhah ruku dan sujud. Artinya dengan kekuatan shalat ini, keyakinan kita akan semakin bulat, dan ruh Islamiyah kita akan semakin kuat, sehingga hati kita semakin suci, terasa ringan menghadapi segala bentuk tantangan, terasa bahagia menikmati kehidupan. Allah berfirman :
قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۙ
Sungguh, beruntunglah orang-orang mukmin.
الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ
(Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya. (QS. Al Mukminun : 1-2)
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ (٤٥)الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (٤٦)
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (QS.Al-Baqarah: 45-46)
Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin Rahima Kumullah
Pilar yang ketiga, Meningkatkan keshalehan sosial (hablum minannas) melalui ibadah ghairu mahdhah dengan memperbaiki hubungan sesama, dengan cara internalisasi sifat dermawan, terbiasa membantu orang lain dalam amal kebajikan, melalui media sedekah baik dalam keadaan lapang maupun sempit, demikian juga dengan mengedepankan sikap simpati-empati saling memaafkan, menahan diri dari amarah, serta senantiasa memperbaiki diri dalam menjaga keharmonisan disetiap keadaan.
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ # والَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Artinya: “(orang bertaqwa yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS Ali Imran : 134-135)
Kemudian setelah itu, kita perlu memadukan antara kesalihan vertikal dan kesalihan sosial. Artinya ibadah yang kita lakukan tidak hanya berhenti pada rukuk sujud semata, akan tetapi ruku sujud kita harus berdimensi sosial, yang diaktualisasikan, diwujudkan dalam bentuk sikap terpuji dan akhlak mulia, sehingga orang yang yang sudah melakukan shalat dan puasa adalah juga sebagai orang yang dermawan, responsif terhadap kemiskinan, gemar menyantuni anak yatim, cepat tanggap dalam aksi sosial lainnya, dengan demikian semua itu akan membawa perubahan individu, masyarakat, bangsa dan negara kearah yang lebih baik. Karena orang yang beribadah, ruku sujud, tetapi tidak membawa perubahan sosial, itu artinya ia telah mendustakan agama.
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ﴿١﴾فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ﴿٢﴾وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ﴿٣﴾فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ﴿٤﴾الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ﴿٥﴾الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ﴿٦﴾وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ﴿٧﴾
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?. Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (QS.Al Maun:1-7)
Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin Rahima Kumullah
Pilar yang keempat, membiasakan diri untuk senantiasa mendengarkan nasehat dan saling menasehati. Dengan nasehat ini, jiwa kita akan senantiasa tergugah untuk melaksanakan panggilan Allah, dengan nasehat ini jiwa kita akan menjadi lembut, dengan nasehat ini jiwa kita akan kembali menemukan jati dirinya. Dengan demikian kesucian jiwa kita akan senantiasa terjaga.
Allah SWT berfirman:
وَالْعَصْرِ.إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
”Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih serta nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al Ashr [103]:2-3)
Khotbah Kedua
اللهُ اَكْبَرُ (7)
اللهُ اَكْبَرُ كبيرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذي وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أما بعد :
فيا عباد الله، أُوصيكم ونفسي بتقوى الله تعالى فَقَدْ فَازَ المتتقون، فقال تعالى : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
واعلموا عباد الله أن الله أمركم بأمر عظيم أمركم بالصلاة والسلام على نبيه الكريم فقال : { إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا}
اللهم صلِّ وسلم على عبدك ورسولك محمد، وارضَ اللهم عن الخلفاء الراشدين، وعن سائر الصحابة أجمعين، وعن التابعينَ لهم وتابعيهم بإحسان إلى يوم الدين، وعنا معهم بمنِّك وفضلك وإحسانك يا أرحم الراحمين، اللهم أعزَّ الإسلام والمسلمين، وأذِلَّ الشرك والمشركين، واجعل هذا البلد آمنًا مطمئنًّا وسائر بلاد المسلمين.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
“Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.”
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
“Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.”
اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى طَاعَتِكَ وَاهْدِهِمْ سَوَاءَ السَّبِيْلِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْهُمْ الْفِتَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Ya Allah, berikanlah taufik kepada pemimpin kami untuk menempuh jalan yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Ya Allah, bantulah meraka dalam melakukan ketaatan kepada-Mu dan berilah mereka petunjuk ke jalan yang lurus. Ya Allah, jauhkanlah mereka dari setiap fitnah dan masalah, baik yang tampak jelas maupun yang tersembunyi. Sesungguhnya, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”
اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْ مَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِيْ رِضَاكَ، وَارْزُقْهُ الْبِطَانَةَ الصَّالِحَةَ النَاصِحَةَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
“Ya Allah, berilah kami keamanan di negeri kami, jadikanlah pemimpin kami dan penguasa kami orang yang baik. Jadikanlah loyalitas kami untuk orang yang takut kepada-Mu, bertakwa kepada-Mu, dan mengikuti ridha-Mu, yaa Rabbal ‘alamin. Ya Allah, berikanlah taufik kepada pemimpin kami untuk menempuh jalan petunjuk-Mu, jadikanlah sikap dan perbuatan mereka sesuai ridha-Mu, dan berikanlah teman dekat yang baik untuk mereka, yaa Rabbal ‘alamin.”
رَبَّنَا اَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَة وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَة وَقِنَا عَذَابَ النَّـار. سبحان ربك رب العزة عمايصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.
عباد الله … إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون، اذكروا الله العظيم يذكركم واشكروه يزدكم واستغفروه يغفر لكم واتقوه يجعل لكم من أمركم مخرجا .
وكل عام وأنتم بخير .
Dr. H. Akhmad Alim, M.A