KH Ahmad Sanusi, Ulama Jabar Pendiri PUI Jadi Pahlawan Nasional

 KH Ahmad Sanusi, Ulama Jabar Pendiri PUI Jadi Pahlawan Nasional

KH Ahmad Sanusi, ulama dan tokoh Islam asal Jawa Barat.

Setelah menikah, ia dikirim ayahnya ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus memperdalam ilmu-ilmu keislaman. Ia belajar di Mekah selama tujuh tahun.

Di Mekkah, Kiai Sanusi berguru kepada ulama-ulama terkenal, khususnya dari kalangan al-Jawi (Melayu). Gurunya yang terkenal adalah Syeikh Ahmad Khatib dan Syeikh Mukhtar at-Tarid.

Selain itu, Kiai Sanusi juga mengenal gagasan-gagasan pembaharuan dari Syekh Muhammad ‘Abduh, Syekh Muhammad Rasyid Ridla, dan Jamaluddin al-Afghani melalui buku-buku dan majalah. Namun demikian, dalam ilmu fikih Kiai Sanusi tetap mengikuti Mazhab Syafi’i sebagaimana para gurunya.

Pada 1915, sepulang belajar dari Mekah, Kiai Sanusi kembali ke Indonesia untuk membantu ayahnya mengajar di Pesantren Cantayan.

Setelah tiga tahun membantu ayahnya, ia mulai merintis pembangunan pondok pesantrennya sendiri yang terletak di Kampung Genteng, sebelah utara desa Cantayan. Karena itu ia kemudian dikenal dengan sebutan Ajengan Genteng. Pesantrennya tersebut ia beri nama Pondok Pesantren Babakan Sirna Genteng.

Sebagai seorang ulama, Kiai Sanusi adalah ahli dalam bidang ilmu tafsir, fikih, tasawuf, dan kalam. Puluhan judul kitab karyanya dalam bidang keilmuan tersebut.

Selain sebagai seorang ulama hebat, Kiai Sanusi juga seorang aktivis Sarekat Islam dan pendiri Al-Ittahadiyatul Islamiyah (AII), sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan dan ekonomi.

Al-Ittihadiyatul Islamiyah didirikan Kiai Sanusi pada 11 Rajab 1350 atau 21 November 1931. Organisasi ini didirikan sebagai tanggapan atas serangan dari Majelis Ahli Sunnah Cilame di Garut yang berhaluan modernis.

Pada 1934, pusat perkumpulan ini kemudian berpindah ke tempat asal K.H. Ahmad Sanusi, yakni Sukabumi.

Namun, pada awal pemerintahan Jepang, AII dibubarkan. Kemudian secara diam-diam Kiai Sanusi mendirikan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII) pada 1 Februari 1944.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twelve − 9 =