Ketum Muhammadiyah: Ramadhan Momentum Perbaiki Diri

Ketum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir.
Jakarta (MediaIslam.id) – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak umat Islam untuk memaknai bulan suci Ramadhan sebagai momentum memperbaiki diri dan jiwa, pemikiran, serta tindakan.
“Setelah bertahun-tahun berpuasa, mari kita jadikan ibadah ini sebagai proses pencerahan jiwa, pikiran, dan orientasi tindakan. Kita harus menjadi insan yang lebih baik, memiliki jiwa yang tulus dan bersih dalam menghadapi berbagai persoalan,” ungkap Haedar Nashir dalam Konferensi Pers di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Rabu (12/02/2025).
Haedar juga mengingatkan, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, umat Islam harus menjadi teladan dalam menjaga persatuan dan kebersamaan, bukan sekadar hidup dalam kemajemukan tanpa makna.
Secara khusus, ia memberikan pesan kepada para elite bangsa, termasuk pemimpin di Muhammadiyah, agar menjadikan puasa sebagai ajang introspeksi.
Baca juga: Muhammadiyah Resmi Tetapkan Awal Ramadhan 1446 H Dimulai 1 Maret 2025
Ia mengajak para elite untuk lebih bijak dalam menggunakan kekuasaan dan menghindari hidup berlebihan.
“Puasa mengajarkan kita menahan diri, hidup hemat, dan tidak boros. Tidak sepatutnya mereka yang memiliki kuasa justru pamer kemewahan, apalagi jika itu tidak memberikan contoh yang baik bagi rakyat,” kata dia.
Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu juga menekankan, setelah Pemilu 2024, para pemimpin harus benar-benar menjaga amanah rakyat dengan nilai-nilai kerohanian yang tinggi.
“Jangan sampai kepemimpinan hanya digunakan untuk kepentingan diri dan kroni. Demokrasi sesuai dengan sila keempat Pancasila membutuhkan hikmah kebijaksanaan, sehingga para pemimpin harus memiliki ilmu dan kebijaksanaan agar dapat membimbing bangsa ini ke arah yang lebih baik,” ujarnya.
Haedar mengutip pemikiran salah satu bapak bangsa, Mr. Soepomo, yang mengatakan bahwa membangun Indonesia bukan hanya membangun fisiknya, tetapi juga memberikan “nyawa” berupa ilmu dan hikmah bagi para pemimpinnya.
“Refleksi diri selama puasa harus menjadi jalan bagi para elit bangsa agar mampu membawa negeri ini menuju arah yang lebih baik, sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa,” ungkapnya.[]