Ketika Istri Nabi Cemburu

Rasulullah Saw langsung membungkamnya seraya mengatakan, “Demi Allah, Allah tidak memberi ganti untukku yang lebih baik darinya (Khadijah). Ia beriman kepadaku, ketika orang-orang mendustakan aku. la membantuku dengan hartanya, ketika manusia tidak memberiku. Aku diberi keturunan darinya, sedangkan aku tidak mendapatkannya dari istri selainnya.” (HR Thabrani)

Aisyah r.a. berkata, “Suatu hari Rasulullah Saw masuk ke rumahku. Aku bertanya, ‘Di manakah engkau seharian ini?” Beliau menjawab, “Wahai Humaira, aku di tempat Ummu Salamah.’ Aku berkata, ‘Engkau tak akan mendapat kepuasan dari Ummu Salamah.’ Beliau hanya tersenyum. Lalu aku katakan, “Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku tentang dirimu, jika engkau turun pada dua padang, yang satu sudah pernah jadi tempat gembalaan dan yang satu belum pernah, maka di manakah kamu akan menempatkan gembalaanmu?’ Beliau menjawab, ‘Di padang yang belum pernah jadi tempat gembalaan.’ Aku berkata, “Aku tidak seperti istri-istrimu yang lain, semua istrimu sudah pernah punya suami, kecuali aku. Mendengar ini maka tersenyumlah Rasulullah Saw.”

Istri-istri beliau juga bercanda dan beliau ikut larut dalam kegembiraan mereka.

Abu Ya’la meriwayatkan bahwa Aisyah r.a. berkata, “Aku datang kepada Rasulullah Saw membawa bubur yang telah aku masak untuk beliau. Aku katakan kepada Saudah r.a. dan Nabi Saw berada di tengah-tengah antara aku dan Saudah, ‘Ayo makanlah.” Tetapi Saudah tidak mau. Aku berkata, ‘Kau harus makan atau kalau tidak akan aku lumurkan pada mukamu.’ Dia tetap tidak mau. Lalu aku letakkan tanganku pada bubur dan aku lumurkan ke mukanya. Melihat ini Rasulullah Saw tertawa, lalu meletakkan tangannya pada Saudah dan berkata, ‘Ayo gantian, lumuri mukanya.” Kemudian beliau tertawa untuknya.”

Dalam riwayat lain, “Beliau menurunkan lututnya untuk Saudah supaya menangkapku dan mengambil sesuatu dari nampan dan melumurkannya pada mukaku. Kemudian Rasulullah Saw tertawa.” [SR]