Kemurahan Hati Rasulullah Saw
Ilustrasi: Kaligrafi Muhammad Saw di Masjid Hagia Sopia, Istanbul.
Perawi melanjutkan ceritanya, “Aku heran dengan keberanianku terhadap Rasulullah.” Perawi bercerita lebih lanjut, “Demi Allah, tidak berselang lama dari peristiwa ini, maka turunlah ayat, “Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya.” (At-Taubah: 84). Sejak turunnya ayat ini, Rasulullah tidak lagi menyembahyangkan jenazah orang munafik, dan tidak pula berdiri di atas kuburnya hingga beliau meninggal.” (Al-Musnad, karya Imam Ahmad).
Dari Asy-Syaikhani dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ath-Thufail bin Umar Ad-Dausi menghadap Rasulullah dan berkata, “Sesungguhnya Daus telah berbuat durhaka dan menolak untuk bertaubat. Berdoalah kepada Allah untuk keburukan mereka.” Kemudian beliau menghadap kiblat, dan orang-orang berkata, “Mereka telah binasa.” Lalu Rasulullah berdoa, “Ya Allah, berilah petunjuk kepada penduduk Daus dan berilah mereka perbekalan. Ya Allah, berilah petunjuk kepada penduduk Daus dan berilah mereka perbekalan. Ya Allah, berilah petunjuk kepada penduduk Daus dan berilah mereka perbekalan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). [Sumber: Dr. Muhammad Fathi, Al-Qiyadah fil Islam]
