Keluarga Mulai Pembangunan Pusat Kajian Islam Asia Tenggara KH Abdurrahman Wahid

 Keluarga Mulai Pembangunan Pusat Kajian Islam Asia Tenggara KH Abdurrahman Wahid

Peletakan batu pertama Pusat Kajian Islam Asia Tenggara KH Abdurrahman Wahid di Ciganjur, Jaksel, Sabtu (25/10).

Jakarta (Mediaislam.id) – Keluarga besar mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melakukan peletakan batu pertama yang menandai dimulainya pembangunan Pusat Kajian Islam Asia Tenggara KH Abdurrahman Wahid di Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Sabtu (25/10/2025).

Istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid bercerita gagasan pembangunan pusat kajian ini berawal dari amanat langsung Gus Dur sebelum wafat.

“Beberapa saat sebelum Gus Dur wafat, beliau pernah mengatakan bahwa tanah yang sekecil ini jangan diapa-apakan, karena akan dipakai sebagai perpustakaan dan Pusat Kajian Islam Asia Tenggara,” ujar Sinta Nuriyah dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (26/10/2025).

Sayangnya, keinginan itu hingga wafatnya Gus Durbelum terwujud. Sinta mengakui bahwa dirinya sempat merasa tidak berdaya, hingga akhirnya dukungan datang dari sahabat-sahabat Gus Dur.

“Seorang sahabat beliau berkata kepada saya, ‘Aku ini sahabatnya Gus Dur, kalau terjadi apa-apa saya juga ikut bertanggung jawab.’ Ucapan itu menggebrak hati saya untuk berbuat sesuatu, meski saat itu saya tidak punya uang sedikit pun,” tuturnya.

Dari semangat dan dukungan itu, proses perencanaan mulai berjalan. Sinta dibantu oleh sejumlah arsitek muda untuk mewujudkan desain bangunan yang sesuai dengan cita-cita Gus Dur, sebuah pusat pembelajaran Islam yang terbuka, progresif, dan berakar pada nilai-nilai kemanusiaan.

Sinta juga menyampaikan apresiasi kepada para sahabat yang membantu, termasuk dukungan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berkomitmen untuk ikut merealisasikan pembangunan tersebut.

Pusat Kajian Islam Asia Tenggara KH Abdurrahman Wahid diharapkan menjadi ruang dialog dan riset lintas agama, budaya, dan bangsa. Selaras dengan visi Gus Dur untuk menegakkan nilai kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian dunia melalui Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Peletakan batu pertama dihadiri sejumlah pejabat dan tokoh di antaranya Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno, KH Mustofa Bisri, KH Yahya Cholil Staquf, KH Husein Muhammad, Lukman Hakim Saifuddin, dr. Umar Wahid, serta sahabat dekat dan keluarga.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

14 + 12 =