Kata-Kata Ali ra yang Penuh Hikmah

Kaligrafi Ali ra di Masjid Hagia Sophia, Istanbul.
ALI bin Abi Thalib adalah putra Abu Thalib, paman Rasulullah Saw. Ia dipanggil Abul Husein dan Abu Turab oleh Rasulullah Saw.
Sedangkan ibunya adalah Fathimah binti Asad bin Hasyim. Dia adalah seorang wanita Bani Hasyim, turut masuk Islam dan berhijrah.
Ali adalah salah satu dari sepuluh orang yang mendapat jaminan dari Rasulullah untuk masuk surga. Dia adalah saudara Rasulullah pada saat terjadi mu’akhat (jalinan ukhuwwah di Madinah). Dia adalah menantu Rasulullah karena Ali menikahi putrinya Fathimah, penghulu kaum wanita sedunia.
Dia adalah salah seorang yang memeluk Islam pertama kali. Bahkan Ibnu Abbas, Anas dan Zaid bin Arqam dan Salman al-Farisi menyatakan bahwa Ali adalah orang yang pertama kali masuk Islam.
Dia adalah salah seorang ulama Rabbaniyyin. Seorang pejuang yang gagah berani, seorang zuhud yang terkenal, seorang orator ulung. Dia adalah salah seorang pengumpul Al-Qur’an dan dia bacakan kepada Rasulullah. Dia adalah khalifah pertama dari Bani Hasyim.
Ali dikenal dengan Abu as-Sabthain, yakni anak dari al-Hasan dan al-Husein.
Kata-katanya yang Penuh Hikmah
Imam As-Suyuthi dalam kitab “Tarikh al-Khulafa” menuliskan sejumlah perkataan Ali ra yang penuh dengan hikmah. Di antaranya:
Ali berkata, “Kemantapan hati adalah satu prasangka buruk.” (Diriwayatkan oleh Abu Syaikh dan Ibnu Hibban).
Dia juga berkata, “Kerabat dekat adalah yang didekatkan oleh rasa cinta walaupun nasabnya jauh, sedangkan orang jauh adalah yang dijauhkan oleh permusuhan meskipun dekat nasabnya. Tidak ada satu pun yang lebih dekat daripada tangan kepada jasad. Sesungguhnya jika tangan rusak, maka dia akan dipotong, dan jika dia dipotong maka akan terputus.” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim)