Karamah Umar bin Khathab (1)
Ilustrasi: Umar bin Khatab.
Abu Nu’aim dalam Dalail an-Nubuwah meriwayatkan dari Umar bin al-Harits dia berkata, “Tatkala Umar bin Khathab sedang berkhotbah di atas mimbar pada hari Jumat, tiba-tiba dia berhenti sejenak dari uraian khotbahnya dan berkata, ‘Wahai Sariyyah, ke gunung’ -dia mengucapkan itu dua atau tiga kali-kemudian dia melanjutkan khotbahnya. Sebagian yang hadir di tempat itu mengatakan, ‘Dia telah gila, sesungguhnya dia telah gila.’
Saat itulah Abdurrahman datang menemuinya di rumahnya. Dia adalah orang yang sangat percaya terhadap semua yang diucapkan Umar. Dia berkata, “Sungguh berat untuk mencaci mereka demi membelamu. Sesungguhnya engkau telah membuka peluang bagi terjadinya polemik tentang dirimu. Tatkala engkau sedang berkhotbah, tiba-tiba engkau berteriak wahai Sariyyah ke gunung! Apa maksudnya itu wahai Amirul Mukminin?”
Umar berkata, Demi Allah, sesungguhnya saya tidak mampu membendung apa yang mesti saya ucapkan saat itu. Saya melihat -kaum muslimin-mereka berperang di sebuah gunung dan mereka diserang dari seluruh arah, dari muka dan belakang. Maka saya tidak tahan untuk mengatakan apa yang telah saya katakan, “Wahai Sariyyah ke gunung, agar kaum muslimin berlindung di gunung itu.”
Maka tak berapa lama kemudian datanglah utusan Sariyyah dengan sebuah surat yang berbunyi: Sesungguhnya musuh bertempur dengan kami pada hari Jumat. Kami memerangi mereka hingga waktu Jumat menjelang dan matahari tergelincir. Di saat itulah kami mendengar seseorang memanggil: Wahai Sariyyah, ke gunung! Saya mendengar perkataan itu sebanyak dua kali. Maka pergilah kami ke gunung. Hingga kami mampu mengalahkan musuh kami dan Allah memenangkan kami atas mereka. Namun orang-orang yang mengatakan kata-kata yang tidak senonoh kepada Umar berkata, “Jangan dengarkan orang itu, karena dia memang direkayasa untuk itu.” []
