Jihadnya Ibnu Taimiyah

 Jihadnya Ibnu Taimiyah

Ilustrasi

Dia pergi ke Marjushafr, suatu tempat yang dekat dengan Damaskus. Peperangan dimulai, yaitu perang yang dalam sejarah dikenal dengan Perang Musyqajab yang terjadi pada bulan Ramadhan tahun 702 H. Kedua tentara itu bertemu dan Ibnu Taimiyah berdiri menghadapi maut dan berperang. Dia meneguhkan hati orang-orang yang ada di sekelilingnya dengan penyerangan dan perbuatannya.

Sebelum peperangan itu, dia menemui raja dan mengajaknya agar berjihad dan berperang serta mengusir musuh-musuh yang berdosa, karena sampai padanya berita bahwa raja ragu-ragu dalam perang. Maka dengan motivasi itu, raja menjadi bersemangat dan meminta kepada Ibnu Taimiyah untuk berada di sampingnya dalam perang. Lalu Syaikh berkata, “Disunnahkan bagi seorang pejuang untuk berdiri di bawah bendera kaumnya dan kami adalah bagian dari tentara Syam, tidak berdiri kecuali bersamanya.”

Tentara dan pemimpin-pemimpinnya menyuruh mereka agar membatalkan puasa agar mereka kuat melakukan peperangan.

Diriwayatkan kepada mereka sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada para sahabat, “Sesungguhnya kalian akan menghadapi musuh, maka berbuka akan menjadikan kalian lebih kuat.”

Ibnu Taimiyah mengelilingi tentara dan memakan makanan yang dibawanya bersama mereka untuk menjelaskan bahwa jika mereka berbuka itu lebih utama agar mereka kuat dalam berperang.

Peperangan pun terjadi dan Ibnu Taimiyah ikut serta di dalamnya. Dia dan saudaranya menghadapi kematian dan diuji dengan ujian yang baik. Penduduk Syam dan tentara Mesir percaya kepada apa yang dijanjikan Allah kepada mereka.

Peperangan berlangsung selama empat hari, hingga ketika datang waktu Ashar hari keempat, Allah memberikan kemenangan kepada tentara Syam dan Mesir, sedangkan tentara Tartar terpukul mundur hingga ke gunung dan bukit, sedangkan tentara Nashir atau Ibnu Taimiyah mengejar mereka dan membabat leher mereka dan melempari mereka dari satu arah, hingga akhirnya muncullah fajar kemenangan. Seseorang menyuarakan azan, “Allahu Akbar, hayya ‘ala ash-shalah.”

Dengan pengumuman itu, hilanglah rasa cemas dan bahaya yang dikhawatirkan dari Tartar. Itulah kekalahan telak tentara Tartar yang berakhir dengan kerugian besar. Setelah itu mereka tidak lagi bisa berdiri tegak lagi, sehingga dunia Barat dan Timur aman dari serangan mereka. [SR]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

17 + twelve =