Jaga Jakarta dari Aksi Anarkis, Forkabi Deklarasikan “Jaga Kampung”

Ilustrasi: Anggota Forkabi.
Jakarta (Mediaislam.id) – Organisasi masyarakat Betawi, Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) mendeklarasikan “Jaga Kampung” untuk merespon aksi anarkis di Jakarta yang terjadi dua pekan lalu.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Forkabi Abdul Ghoni mengecam keras anarkisme yang merusak sejumlah fasilitas umum di Jakarta itu.
“Anggota Forkabi di Jabodetabek itu ada 190 ribu lebih. Hari ini kita deklarasi ‘Jaga Kampung’ karena kami tidak mau lagi terulang kejadian seperti dua minggu yang lalu, kerusuhan yang begitu masif,” kata Abdul Ghoni dalam deklarasi Jaga Kampung di Kemanggisan, Jakarta Barat, Sabtu (20/09) dikutip dari ANTARA.
Abdul juga meyakini bahwa para dalang aksi anarkis bukan berasal dari Jakarta. Sedangkan fasilitas umum yang dirusak para perusuh, seperti halte itu dibangun dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang berasal dari pajak warga Jakarta.
“Bukan. Karena orang Jakarta itu uangnya dipakai untuk APBD. Pasti orang lain, orang luar, bukan orang Jakarta. Saya enggak tahu tuh masyarakatnya darimana,” katanya.
Intinya Forkabi tidak mau kerusuhan seperti itu terulang lagi di Jakarta. “Kalau terjadi lagi, Forkabi ambil bagian dalam pengamanan Jakarta,” kata Abdul.
Sesuai instruksi Gubernur Pramono Anung, Forkabi pun berkomitmen siap bekerjasama dengan pemangku kebijakan di wilayah, utamanya melalui Sistem Keamanan Keliling (Siskamling).
Forkabi akan berkolaborasi kepada kelurahan, kecamatan dan wali kota. Tentu ini tidak bisa, tidak bisa sendiri atau Forkabi saja, tetapi harus berkolaborasi.
“Sehingga itu kalau kita berkolaborasi, saya yakin gampang mendeteksinya (penyusup penyebab aksi anarkis),” kata Abdul.
Abdul juga menegaskan bahwa menyampaikan pendapat melalui aksi unjuk rasa adalah hak setiap warga negara, termasuk warga Betawi.
Menurut orang Betawi pun ikut demo, tapi tidak merusak. “Walaupun saya tinggal di Cipete, kemarin ada pos polisi yang di Antasari dibakar. Kita tanya sama Pak RT-nya, sama masyarakat situ, enggak ada yang tahu yang bakar siapa,” kata Abdul.