Istana Alhambra, Bukti Kejayaan Peradaban Islam di Spanyol

Istana Alhambra di Granada, Spanyol.
Semua bangunan yang ada dalam puri Alhambra itu bukan didirikan sekaligus, tetapi senantiasa ditambah dan diperluas oleh sultan-sultan yang memerintah sesudah Muhammad bin Al-Ahmar I.
Setelah melalui istana Genelarif yang didirikan oleh Karel V, maka sampailah orang di hadapan gerbang Alhambra. Mula-mula sekali kelihatan mesjidnya yang kecil tetapi amat indah. Inilah yang dinamakan Mesjid Al-Mulk atau mesjid Sultan (Royal Mosque) yang didirikan oleh Sultan Muhammad II.
Di atas pintu masuk mesjid ini dirakamkan tulisan Arab berbunyi:
“Azza maulana al-sulthan Abdillah”
Di bawah tulisan ini terdapat pula sebuah syair yang berbunyi:
تبارك من والك بامرعباده فاولى بك الاسلام فضلا وانعما ولو خجر الاسلام فيمايرده لامختار الا ان تعيش وتسلم
Maha suci Tuhan yang mengangkat engkau jadi pelindung hambanya.
Maka Islamlah yang harus engkau utamakan sebagai kurnia
dan nikmat.
Kalau Islam disuruh memilih apa yang dikehendakinya.
Ia hanya memilih agar: Kamu hidup dan selamat bahagia.
Mihrabnya amat indah dan menakjubkan, di hiasi dengan ukiran yang amat halus. Kabarnya hiasan mihrab itu berlapiskan emas dan bertatahkan permata zamrut, yakut dan sebagainya. Tetapi sekarang sudah tidak ada dijumpai lagi.
Ukiran yang memenuhi bidang dinding sampai ke plafon mesjid ini disela-sela dengan tulisan Arab yang berbunyi: Alqudratu billah (Kekuasaan itu dengan Tuhan), Almulku lillah (Kerajaan itu bagi Tuhan), La ghaliba illallah (Tiada yang menang selain Allah), dan sebagainya.

Pada akhir abad ke-14, Sultan Yusuf I mendirikan sebuah ruangan yang dinamakan Qa’atu Hukmi, ruangan pengadilan. Bangunnya 4 persegi, besarnya 15 x 15 meter dan tinggi 20 meter. Ruangan ini mempunyai sebuah lambang yang menggambarkan tangan tertadah ke langit dan di sampingnya ada anak kunci.
Lambang ini maksudnya ialah bahwa keadilan itu membuka jalan kebahagiaan dunia dan akhirat. Di dalam ruangan itu penuh dengan ukiran ada pula tulisan yang berbunyi: “Azza maulana Abu Abdillah. La ghalibah illallah.” (Mulailah yang dipertuan Abu Abdillah. Tak ada yang menang kecuali Allah).
Pada terasnya terdapat deretan tiang marmer dengan kapitel dan arkade yang dihiasi dengan ukiran yang serba indah. Kemungkinan Qa’atu Hukmi ini ruangan tempat Sultan bersidang dengan para wazir (menteri) untuk membicarakan hal-hal yang penting.
Di sebelah barat Qa’atu Hukmi ini terdapat sebuah lapangan yang bernama Hausyus Siba’ atau Taman Singa. Inilah salah satu peninggalan Islam yang terpenting di Spanyol. Taman ini panjangnya 28,5 m. lebarnya 15,7 m.