Israel Gunakan Kebohongan untuk Membenarkan Pembantaian di Gaza

 Israel Gunakan Kebohongan untuk Membenarkan Pembantaian di Gaza

Ilustrasi: Warga Jalur Gaza berduka terbunuhnya anak-anak Palestina dalam serangan Israel di kamp pengungsian di al-Mawasi. [Bashar Taleb/AFP]

Gaza (Mediaislam.id) – Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza mengecam keras upaya Israel yang dinilai menggunakan kebohongan dan disinformasi untuk membenarkan pembantaian terhadap warga sipil Palestina.

Dilansir Pusat Informasi Palestina, Kamis (30/10/2025) kantor tersebut menegaskan bahwa pendudukan Israel “menyebarkan narasi palsu dan menyesatkan” guna menutupi kejahatannya, setelah melakukan serangan udara brutal yang menewaskan 109 warga Palestina, termasuk 52 anak-anak dan 23 perempuan, hanya dalam waktu 12 jam.

Lembaga tersebut menyebut agresi terbaru Israel sebagai “wujud kebrutalan yang belum pernah terjadi sebelumnya”, di mana pasukan pendudukan tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga secara sadar menargetkan warga sipil di tengah perjanjian gencatan senjata yang masih berlaku.

Dalam pernyataannya, Kantor Media Pemerintah menjelaskan bahwa Israel mempublikasikan daftar nama dan foto yang diklaim sebagai korban serangan mereka sendiri untuk membenarkan aksi militer tersebut. Namun, hasil verifikasi menemukan bahwa daftar itu “dipalsukan” dan berisi nama-nama fiktif, duplikat, bahkan orang yang masih hidup, sebagai bagian dari strategi propaganda untuk menciptakan narasi politik dan militer yang menguntungkan Israel di mata dunia.

“Pendudukan Israel tidak mematuhi hukum humaniter internasional. Mereka terus menargetkan permukiman, rumah sakit, sekolah, dan tempat penampungan dengan alasan ‘pertahanan diri’. Padahal, data mereka sendiri menunjukkan mayoritas korban adalah anak-anak, perempuan, lansia, dan penyandang disabilitas,” demikian isi pernyataan tersebut.

Kantor Media Pemerintah menegaskan bahwa tindakan ini mencerminkan kebijakan pembunuhan yang disengaja dan sistematis. Israel, bersama negara-negara pendukungnya, dinilai bertanggung jawab penuh atas kelanjutan genosida di Jalur Gaza.

Lembaga itu juga menyerukan kepada komunitas internasional dan Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak menghentikan agresi, meminta pertanggungjawaban para pelaku kejahatan perang, serta membongkar kampanye disinformasi yang bertujuan memutarbalikkan fakta dan menutupi kesalahan agresor.

Serangan udara intens yang terjadi antara Selasa malam dan Rabu pagi menyebabkan 104 warga sipil tewas dan 253 lainnya luka-luka, termasuk 78 anak-anak dan 84 perempuan. Banyak dari korban dilaporkan mengalami luka serius akibat pengeboman langsung terhadap rumah-rumah penduduk dan kamp pengungsian—pelanggaran nyata terhadap perjanjian gencatan senjata yang disponsori Qatar, Mesir, dan Turki pada Oktober 2015 di bawah rencana yang diusulkan Presiden AS saat itu, Donald Trump.

Dalam dua tahun terakhir, perang ini telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi dan kerusakan besar pada infrastruktur sipil.

Pernyataan Kantor Media Pemerintah menutup dengan kecaman tajam terhadap kebungkaman dunia internasional, yang dinilai memberi ruang bagi Israel untuk terus melanjutkan kejahatan perang tanpa rasa takut terhadap hukum atau kemanusiaan. [ ]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

16 − fifteen =