Isra Miraj, Momen Persatuan untuk Bebaskan Al-Aqsha dan Palestina

Jakarta (Mediaislam.id) – Puluhan ribu umat Islam menghadiri aksi Masirah Kubra Bela Palestina di Jakarta, Ahad (26/1/2025). Aksi ini diawali dengan longmarch dari kawasan Patung Kuda hingga berkumpul di depan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Dalam aksi bertajuk “Masirah Kubra: Isra’ Mi’raj, Umat Bersatu Bebaskan Al-Aqsha dan Palestina” itu, massa menyerukan dukungan penuh bagi perjuangan rakyat Palestina.
Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto menegaskan bahwa perjuangan membebaskan Palestina membutuhkan otoritas yang kuat, yaitu kepemimpinan Islam yang menyatukan umat.
“Palestina telah lama menjadi sasaran kepentingan kolonial. Kita harus memahami bahwa solusi tuntas bagi Palestina bukan sekadar diplomasi atau bantuan kemanusiaan, tetapi kembalinya sistem Islam yang mampu melindungi dan membebaskan kaum Muslimin,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa dalam sejarahnya, Zionis pernah mempertimbangkan Argentina sebelum akhirnya memilih Palestina sebagai lokasi negara Yahudi. Upaya untuk menguasai Palestina sudah berlangsung sejak lama, termasuk dengan tawaran 150 ribu poundsterling emas kepada Sultan Abdul Hamid II, yang dengan tegas menolaknya.
“Sultan Abdul Hamid II dengan lantang berkata bahwa tanah Palestina bukan miliknya, tetapi milik umat Islam. Ini menunjukkan bahwa hanya dengan kepemimpinan Islam yang kuat, Palestina dapat dibebaskan,” ujarnya.
Sementara itu, orator lainnya Lutfi Hafidz menekankan pentingnya persatuan umat Islam agar dapat kembali menjadi kekuatan yang disegani. “Dulu, Shalahuddin Al-Ayyubi tidak berjuang sendiri. Ia berhasil membebaskan Yerusalem karena umat bersatu di bawah kepemimpinan Islam yang tegas dan berani. Begitu pula saat Khilafah Utsmaniyah menjaga Palestina selama berabad-abad,” jelasnya.
Senada dengan keduanya, peserta aksi Faqih Abdul mengingatkan bahwa Palestina bukan sekadar wilayah, tetapi juga tanah suci yang menjadi saksi peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.
“Masjid Al-Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam dan tempat yang diberkahi. Perjuangan membebaskan Palestina bukan hanya soal kemanusiaan, tetapi juga tanggung jawab agama,” ujarnya.
Ia juga menyoroti bagaimana dunia Islam pernah menghadapi tantangan serupa di masa lalu dan berhasil bangkit dengan persatuan dan kepemimpinan yang kuat. “Sejarah membuktikan bahwa hanya ketika umat Islam memiliki kepemimpinan yang teguh, kita mampu menghadapi musuh dengan kekuatan penuh. Itulah yang harus kita perjuangkan,” tambahnya.
Aksi ini diakhiri dengan doa bersama, memohon kekuatan bagi umat Islam serta keadilan bagi Palestina. Seruan untuk terus berjuang dan mempererat persatuan umat menggema hingga para peserta meninggalkan lokasi dengan semangat yang semakin kuat. (latif)