Imam Asy-Syafi’i dan Fitnah Khalqul Qur’an

Ilustrasi: Seorang jemaah di Masjidil Haram sedang membaca Al-Qur’an. [foto: Twitter HaramainInfo]
KETIKA terjadi fitnah munculnya paham Al-Qur’an adalah makhluk (ciptaan) Allah yang dianut oleh para khalifah Abbasiyah yang menganut paham Muktazilah seperti Al-Makmun dan Al-Mu’tasim, maka ada ulama Ahlussunnah yang disiksa seperti Imam Ahmad bin Hambal (780-855 M). Bahkan ada yang sampai meninggal karenanya seperti Ibnu Nuh karena mempertahankan paham bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah bukan makhluk.
Namun, di sana ada seorang faqih yang dengan kecerdasannya, memberikan jawaban bermakna ganda sehingga dirinya selamat dari siksaan mereka. Ia adalah Imam Asy-Syafi’i (767-820 M). Saat ditanya, apakah Al-Quran itu makhluk, maka dengan kecerdasannya, ia berkata sambil menunjukan jari telunjuk, “Ia adalah makhluk. Maka ia selamat dari siksaan khalifah.”
Ketika pulang, orang-orang bertanya, “Mengapa engkau mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk? Padahal kami meyakini ia adalah kalamullah?”
Asy-Syafi’i memberikan penjelasan, “Aku tidak mengatakan kepada khalifah bahwa Al-Qur’an adalah makhluk, tetapi aku mengacungkan jari telunjuk lalu aku berkata ia adalah makhluk. Yang aku maksud adalah jari telunjukku, bukan Al-Qur’an.” Maka orang-orang pun puas dengan jawabannya.
Namun, ada satu orang yang dengki kepada Imam Asy-Syafi’i, sehingga ia melaporkan kepada Khalifah apa yang disampaikannya kepada orang-orang. Maka khalifah Al-Makmun pun memanggilnya. Lalu Asy-Syafi’i ditanya, “Bagaimana pendapatmu, Al-Qur’an makhluk atau bukan?”
Imam Asy-Syafi’i pun menyebutkan satu persatu dari kitab suci yang empat sambil berisyarat dengan empat jarinya, ucapnya, “Al-Qur’an, Taurat, Injil dan Zabur. Empat ini adalah makhluk.” Yang ia maksud dengan “empat ini” adalah empat jari yang ia isyaratkan. Maka ia pun selamat dari siksaan khalifah. []
Sumber: Syekh Muhammad Khubairi, Kecerdasan Fuqaha dan Kecerdikan Khulafa (Terj), Pustaka Al Kautsar (2011).