HNW: Konferensi Alumni Saudi Arabia Hadirkan Islam Wasatiyah

 HNW: Konferensi Alumni Saudi Arabia Hadirkan Islam Wasatiyah

“Nama-nama itu adalah tokoh-tokoh nasional yang belajarnya antara lain di Mekah (Arab Saudi). Mereka belajar dari guru-guru mereka yang juga orang Indonesia yang menjadi ulama di sana yang mengajarkan Islam ahlu sunnah waljamaah. Kepulangan dari belajar, mereka membuat organisasi Islam terbesar seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Mereka memberikan warna yang sangat nyata bahwa Indonesia menjadi negeri yang moderat, bukan negeri yang kemudian diartikan sebagai intoleran, radikal, eksklusif, yang memisahkan agama dan negara. Umat Islam di Indonesia menganut ahlussunnah wal jamaah, aliran besar yg moderat,” tutur HNW.

Lebih jauh, Wakil Ketua Majelis Syura PKS ini menjelaskan bahwa semua yang dilakukan para tokoh besar di jaman pra kemerdekaan itu terus berlanjut di awal kemerdekaan. Para alumni dari Saudi Arabia yang belajar di Makkah, Madinah, Riyadh dan lainnya kemudian melanjutkan peran ini.

Mereka (para alumnus) kemudian berperan di masyarakat ada yang menjadi Ketua NU, Ketua Muhammadiyah, ada yang membuat organisasi Islam baru, mendirikan sekolah dan ponpes, menjadi Guru Besar, Ulama, Ustadz, menjadi penceramah di televisi, radio, di masjid-masjid kampung.

Bahkan, banyak di antara mereka yang berkiprah di dunia politik dan berhasil dipercaya menjadi Ketua MPR, Wakil Ketua MPR, Menteri, Duta besar, menjadi Pimpinan DPRD, menjadi kepala kepala daerah dan lainnya.

“Pada intinya adalah, tidak mungkin mereka berada dalam posisi pimpinan lembaga kenegaraan, dan dipercaya rakyat dan negara di posisi terhormat seperti itu, jika mereka menyebarkan Islam yang intoleran, tidak moderat, apalagi radikal, takfiri, dan tidak mencintai bangsa dan negaranya. Darimana mereka belajar nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin itu?, ya dari berbagai lembaga pendidikan/perguruan tinggi di Saudi Arabia,” jelasnya.

Menurutnya, pembahasan seperti ini penting, kita bisa mendengar dan mengetahui ternyata, semuanya menuju arah yang sama bahwa alumnus Saudi Arabia di berbagai negara, menerapkan Islam yang moderat, Islam yang mencintai tanah airnya, Islam yang tidak mengkafir-kafirkan.

“Mudah-mudahan ini akan menjadi trend yang semakin menguatkan arus kemoderatan Islam,” tuturnya.

Mempertimbangkan dampak positif dari pertemuan seperti ini untuk kemuliaan Islam dan kemajuan peradaban kemanusiaan, HNW berharap forum semacam ini ditindaklanjuti dengan forum-forum berikutnya. Sebab manfaatnya sangat banyak.

Antara lain, kata HNW, pertama, jika banyak forum semacam ini, maka umat akan semakin banyak mengetahui bahwa betapa Islam adalah sebuah arus besar yang bisa menghadirkan moderatisme dan mengoreksi segala bentuk ekstrimisme. Kedua, bukan hanya di Indonesia saja pertemuan ini penting digelar. Di negara-negara lain tempatnya para alumni, juga penting diselenggarakan.

“Sehingga dengan demikian, akan semakin terbuktilah bahwa para alumnus Saudi Arabia dari berbagai negara di dunia, menyebarkan paham yang sama yaitu paham Islam yang moderat, Islam yang bukan teroris radikalis, tapi Islam yang menghadirkan rahmatan lil alamin, yang cinta bangsa dan negaranya, serta memajukan peradaban dunia,” pungkas HNW.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

12 − five =