HIV/AIDS Makin Menggurita, Liberalisme Biang Penyebabnya

 HIV/AIDS Makin Menggurita, Liberalisme Biang Penyebabnya

Ilustrasi

Liberalisme telah meracuni pemikiran dan perilaku umat Islam. Kesadaran akan hubungannya dengan Allah kini telah terkikis dengan paham tersebut.

Akibatnya, umat Islam tidak lagi merasa takut terhadap ancaman Allah dan dampak yang ditimbulkannya karena kebahagiaan hanya diukur dengan materi tanpa memandang lagi halal dan haramnya.

Kini, seks bebas dipandang tren, penyimpangan seks dianggap normal dan harus diakui sebagai bagian dari hak asasi manusia serta konsumsi narkoba dianggap keren di kalangan generasi muda. Padahal, perilaku tersebut disinyalir menjadi pintu masuk tumbuh suburnya penularan HIV/AIDS.

Sistem sekularisme kapitalisme tidak akan pernah mampu mengatasi persoalan tersebut. Sebab, sistem ini justru mendukung aktivitas seks bebas dengan penggunaan kondom, bahkan pasangan yang belum diikat dengan pernikahan difasilitasi dengan berbagai aktivitas yang fun hingga menjurus ke arah free sex.

Apalagi, para gembong narkoba seolah kebal hukum yang sulit disentuh oleh penegak hukum. Keberadaan mereka akan terus dipelihara karena menguntungkan pemilik modal dan penyebaran HIV/AIDS dianggap angin lalu yang tidak ada artinya bagi mereka.

Jika kita telisik kembali ternyata pola penularan HIV/AID di dunia yaitu pertama, HIV/AIDS terjadi pada pelaku homoseksual dan pecandu obat bius, yaitu di Eropa Barat, Amerika Utara, New Zealand, Australia, dan sebagian Amerika.

Kedua, di kalangan heteroseksual terjadi di Afrika Selatan, Timur dan Tengah, serta di sebagian daerah Karibia. Di Indonesia, Denpasar, Bali merupakan wilayah pertama terjadinya penularan HIV/AIDS.

Sebab, tempat ini menjadi surga bagi penikmat seks bebas dengan para turisnya yang datang dari penjuru dunia tanpa ada ketegasan hukum. Wajarlah, penularan penyakit tersebut sulit diberantas dan merambah ke daerah sekitarnya sehingga korban pun berjatuhan.

Islam Solusi Ampuh

Upaya pemerintah untuk menghentikan laju penularan virus HIV/AIDS dengan solusi ABCD dipandang sebagai kebijakan setengah hati yang tidak mampu menuntaskan persoalan hingga ke akarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

15 − fifteen =