Hari ke-648 Genosida di Gaza, Serangan Militer dan Kelaparan Belum Berhenti

Yahya al-Batran menangisi jenazah putranya yang berusia 20 hari, Jumaa, yang meninggal karena hipotermia, di RS Syuhada Al-Aqsa di pusat Gaza [Foto: AP]
Gaza (Mediaislam.id) – Agresi genosida Israel terhadap warga Gaza terus berlangsung hingga hari ke-648. Serangan udara dan artileri tanpa henti menyasar penduduk sipil yang kelaparan dan mengungsi, didukung penuh oleh kekuatan militer-politik Amerika Serikat, ditambah sikap bungkam dunia internasional dan kegagalan total lembaga-lembaga global dalam menghentikan kejahatan ini.
Pusat Informasi Palestina pada Selasa (15/7) melaporkan, puluhan serangan kembali diluncurkan oleh pasukan pendudukan, menambah panjang daftar pembantaian di tengah krisis kemanusiaan yang semakin memburuk. Lebih dari dua juta warga Palestina kini hidup sebagai pengungsi di tengah kehancuran, kelaparan, dan ancaman kematian.
Serangan Brutal Terus Berlangsung
Menurut laporan medis, sejumlah warga sipil kembali gugur dan puluhan lainnya luka-luka sejak fajar. Satu syahid dilaporkan tewas dan lainnya terluka akibat tembakan drone Israel di sekitar Sekolah Jarar al-Qudra, wilayah Mawasi, Khan Yunis.
Pasukan Israel juga menembaki kerumunan warga yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di Rafah, menewaskan Imad Muhammad Ahmad Abu Daqqa. Jenazah Abdullah Muhammad Mahmoud Abu Musameh ditemukan di pusat Khan Yunis, korban dari serangan sebelumnya.
Di Khan Yunis, tiga warga sipil meninggal akibat luka parah: Muhammad Ahmad Khaled Abu Sabla, Nagham Anwar Abdul Jawad Saqr, dan Maha Ayman Kamel Shahwan.
Di Rumah Sakit Lapangan Kuwait, tim medis menemukan seorang syahid yang tewas usai serangan terhadap tenda pengungsi di dekat Masjid al-Qubba, Khan Yunis. Pertahanan Sipil melaporkan jenazah perempuan lainnya ditemukan di reruntuhan rumah keluarga Arafat di al-Tuffah, timur Kota Gaza. Banyak korban masih tertimbun reruntuhan, namun upaya penyelamatan terhambat karena kekurangan alat.
Di Bani Suhaila, dua warga—Khaled Hisham Khalil Abu Jamea dan Imad Muhammad Ahmad Abu Daqqa—tewas akibat serangan udara. Sementara dua perempuan, Rania Mahmoud Awad Abu Ta’ima dan Widad Ibrahim Abdullah Sheikh al-Eid, syahid setelah ditembak di dekat pusat bantuan utara Rafah.
Seorang ibu dari keluarga al-Haitham meninggal akibat luka dalam serangan dekat al-Quds al-Muftah, menyusul kematian anaknya, Ahmed Akram al-Haitham.
Akram Daloul, jurnalis Al-Mayadeen, terluka dalam serangan udara di lingkungan al-Zeitoun, Kota Gaza. Di tempat lain, satu warga syahid dan beberapa terluka akibat pemboman di dekat Masjid Hamzah, Jalan al-Lababidi.
Tiga syahid ditemukan pagi ini di Rumah Sakit Baptis usai serangan terhadap rumah keluarga Al-Sabaa, lingkungan Al-Zarqa. Anggota Dewan Legislatif Palestina, Mohammad Faraj Al-Ghoul, gugur dalam serangan udara Israel pagi tadi.
Fasilitas Sipil Dihancurkan, Wartawan dan Petugas Kemanusiaan Jadi Target
Pasukan pendudukan juga mengebom Menara Al-Awda 2 di Tal Al-Hawa, menghancurkan rumah-rumah warga di Shuja’iyya, Jabalia Al-Balad, dan Khan Yunis. Serangan lainnya menyasar kamp pengungsi Al-Shati, Masjid Hamzah, dan lingkungan sipil lain di Kota Gaza, mengakibatkan korban jiwa dan hilangnya banyak warga di bawah reruntuhan.
Korban Terus Bertambah: Puluhan Ribu Tewas dan Hilang
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, hingga kini tercatat:
– 58.026 warga gugur sebagai syuhada
– 138.520 lainnya terluka
– Lebih dari 11.000 dinyatakan hilang
– Korban jiwa termasuk 7.450 anak-anak dan 26.479 orang terluka sejak Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata pada 18 Maret 2025.
Sejak 27 Mei, ketika Israel mengubah titik distribusi bantuan menjadi “perangkap kematian”, lebih dari 833 orang terbunuh, 5.432 luka-luka, dan 39 hilang. Semua ini dilakukan melalui “Yayasan Kemanusiaan Gaza”, lembaga yang diklaim independen namun ditolak oleh PBB karena berafiliasi dengan Israel dan AS.
sumber: infopalestina