Hamas Umumkan Gencatan Senjata Akhiri Perang Genosida Israel

Pemimpin Hamas
Gaza (Mediaislam.id) – Gerakan Perlawanan Islam Hamas pada Kamis dini hari (9/10) secara resmi mengumumkan tercapainya perjanjian gencatan senjata dengan Israel yang menandai berakhirnya perang genosida di Jalur Gaza. Kesepakatan ini mencakup penarikan pasukan pendudukan Israel, masuknya bantuan kemanusiaan secara luas, serta pertukaran tahanan antara kedua pihak.
“Sebuah kesepakatan telah dicapai yang menetapkan diakhirinya perang di Gaza, penarikan pasukan pendudukan darinya, masuknya bantuan, dan pertukaran tahanan.” ungkap pernyataan Hamas pada hari ke-734 agresi Israel di Gaza, dikutip dari Pusat Informasi Palestina, Kamis (9/10/2025).
Hamas menjelaskan bahwa kesepakatan tersebut lahir setelah negosiasi intensif, serius, dan bertanggung jawab antara Hamas, faksi-faksi perlawanan Palestina, dan para mediator internasional. Negosiasi itu didasarkan pada usulan Presiden AS Donald Trump di Sharm el-Sheikh, dengan tujuan mengakhiri perang pemusnahan terhadap rakyat Palestina dan memastikan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Hamas dalam pernyataannya mendesak Presiden Donald Trump, negara-negara penjamin perjanjian, serta pihak-pihak Arab, Islam, dan internasional untuk memastikan pemerintah pendudukan Israel melaksanakan seluruh isi kesepakatan tanpa penundaan atau pengelakan.
Gerakan itu juga menyampaikan penghormatan mendalam kepada rakyat Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yerusalem, maupun di pengasingan, yang telah menunjukkan keteguhan, kebanggaan, dan kepahlawanan luar biasa dalam menghadapi penjajahan brutal Israel.
“Rakyat kami yang heroik telah menggagalkan proyek-proyek pendudukan fasis yang menargetkan eksistensi dan hak-hak nasional Palestina. Pengorbanan mereka tidak akan pernah sia-sia,” tegas Hamas, sembari menambahkan bahwa gerakan tersebut akan tetap setia pada janji perjuangan hingga rakyat Palestina mencapai kemerdekaan dan hak menentukan nasib sendiri.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump dalam pernyataannya di platform Truth Social mengonfirmasi bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani tahap pertama rencana perdamaian untuk Jalur Gaza. Trump menyebut momen ini sebagai “hari yang luar biasa bagi dunia Arab dan Islam, bagi Israel, dan bagi Amerika Serikat.” Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Qatar, Mesir, dan Turki atas peran penting mereka sebagai mediator.
Dukungan atas pernyataan ini juga datang dari Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, yang menyampaikan bahwa para mediator telah mencapai kesepakatan menyeluruh terkait semua persyaratan pelaksanaan fase pertama gencatan senjata di Gaza. Ia menegaskan bahwa perjanjian tersebut akan mengakhiri perang dan mencakup pembebasan tahanan Palestina dan Israel, sementara rincian pelaksanaan akan diumumkan kemudian.
Namun di tengah kabar gembira ini, luka dan penderitaan rakyat Gaza masih membekas dalam-dalam. Menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, 67.183 warga telah gugur syahid, 169.841 orang luka-luka, dan lebih dari 9.000 lainnya masih hilang di bawah reruntuhan akibat serangan brutal Israel yang berlangsung selama dua tahun terakhir.
Selain korban jiwa yang sangat besar, kelaparan yang disengaja akibat blokade Israel telah merenggut ratusan nyawa, sementara lebih dari dua juta warga Palestina hidup dalam pengungsian paksa di tengah kehancuran total infrastruktur Gaza — dari rumah-rumah hingga sekolah, rumah sakit, dan masjid.
Tragedi kemanusiaan yang terus terjadi ini telah mengguncang hati dunia internasional dan memicu kecaman luas terhadap kejahatan perang Israel. Banyak negara dan lembaga kemanusiaan mendesak agar perang segera dihentikan sepenuhnya, bantuan kemanusiaan dapat masuk tanpa hambatan, dan penegakan hukum internasional diterapkan terhadap pelaku genosida di Gaza. [ ]