Hamas Tolak Keras Normalisasi Hubungan Turki dengan Israel

Ilustrasi: Normalisasi hunungan Israel-Turkiye.
Jalur Gaza (MediaIslam.id) – Gerakan perlawanan Islam di Palestina, Hamas, menegaskan kembali penolakan keras atas normalisasi Turki dengan Israel. Pernyataan itu diungkapkan Hamas untuk menanggapi membaiknya hubungan Ankara dan rezim Zionis.
“Hamas membantah laporan media yang menuduh bahwa gerakan ini telah ‘memuji’ normalisasi Turki dengan pendudukan Israel,” tegas pernyataan Hamas itu.
“Dalam hal ini, kami menegaskan kembali penolakan kami terhadap semua bentuk normalisasi karena bertentangan dengan konstanta nasional Palestina dan kepentingan rakyat Palestina, serta kepentingan negara-negara Arab dan Muslim,” tambah hamas.
Sikap ini datang menyusul pernyataan yang dibuat Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu yang mengatakan dalam wawancara dengan Haber Global TV bahwa baik Fatah dan Hamas “ingin hubungan kita dengan Israel dinormalisasi.”
Dia juga mengatakan normalisasi hubungan antara Turki dan Israel tidak akan berarti Ankara akan “membuat konsesi atas perjuangan Palestina.”
Menurut dia, “Dialog harus berlanjut bahkan jika Anda tidak menyetujui semuanya.” Pekan lalu, Hamas mengatakan dalam pernyataan yang dikirim ke media atas nama Hamas yang memuji hubungan Turki-Israel itu palsu atau dibuat-buat.
Dia meminta media “mencari akurasi dan kebenaran dan menggunakan situs web resmi gerakan itu sebagai sumber untuk pernyataannya.” Israel dan Turki mengumumkan normalisasi penuh hubungan mereka pekan lalu dan kemudian mengangkat kembali duta besar masing-masing negara.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menegaskan, langkah-langkah untuk menormalkan hubungan Ankara dengan Israel tidak akan melemahkan dukungan negara itu untuk Palestina dalam konflik antara kedua belah pihak.
Pernyataan Erdogan datang ketika dia bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Selasa (23/8/2022), sebagai bagian dari kunjungan resmi terakhir ke ibu kota Turki, Ankara.
Kunjungan tiga hari Abbas dilakukan saat Turki dan Israel mengambil langkah untuk menormalkan hubungan.