Hamas Pelajari Usulan Mediator Soal Perjanjian Gencata Senjata

 Hamas Pelajari Usulan Mediator Soal Perjanjian Gencata Senjata

Pembebasan salah satu sandera Israel oleh Hamas.

Gaza (Mediaislam.id) – Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengatakan Selasa malam bahwa pimpinannya sedang mempelajari tanggung jawab nasional dalam bentuk proposal yang diterimanya dari para mediator dan akan menyampaikan tanggapannya sesegera mungkin, setelah menyelesaikan konsultasi yang diperlukan.

Dilansir Pusat Informasi Palestina, Selasa (15/4) Hamas menegaskan posisi tegasnya bahwa perjanjian apa pun di masa depan harus mencapai gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan pendudukan Israel dari Gaza, kesepakatan pertukaran tahanan yang tulus, dimulainya proses serius untuk membangun kembali apa yang telah dihancurkan oleh pendudukan Israel, dan pencabutan blokade yang tidak adil di Jalur Gaza.

Seorang pemimpin Hamas mengatakan bahwa proposal yang baru-baru ini disampaikan oleh Mesir mencakup pembebasan setengah dari tawanan pendudukan Israel dalam minggu pertama perjanjian, yang mencakup gencatan senjata sementara selama 45 hari dengan imbalan masuknya makanan dan tempat tinggal.

Pemimpin Hamas menambahkan dalam pernyataan pers kepada Al Jazeera pada Senin malam bahwa proposal tersebut menetapkan penyerahan tawanan hidup dan mati dalam waktu 45 hari untuk memperpanjang gencatan senjata dan memungkinkan bantuan masuk ke negara tersebut.

Ia mengemukakan, delegasi perunding Hamas terkejut karena usulan yang disampaikan Mesir memuat ketentuan tegas mengenai pelucutan senjata perlawanan.

Pemimpin Hamas melanjutkan, “Mesir memberi tahu kami bahwa tidak akan ada kesepakatan untuk menghentikan perang tanpa merundingkan perlucutan senjata perlawanan.” Ia menjelaskan bahwa Gerakan Hamas memberi tahu Mesir bahwa membahas masalah senjata perlawanan sama sekali tidak dapat diterima, “karena itu adalah hak dasar rakyat Palestina yang tidak boleh dibahas.”

Ia menekankan bahwa Hamas memberi tahu Mesir bahwa pintu gerbang menuju kesepakatan apa pun adalah penghentian permusuhan dan penarikan pasukan pendudukan Israel, bukan senjata.

Pada hari Minggu, Bassem Naim, anggota biro politik Hamas di Jalur Gaza, mengatakan bahwa delegasi Hamas di Kairo akan membahas cara untuk mengakhiri perang dan membuka penyeberangan untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan.

Ia menegaskan, dalam sebuah pernyataan, bahwa Hamas menanggapi setiap usulan baru dengan tanggung jawab besar dan sikap positif, yang didasarkan pada penghentian perang dan penarikan pasukan musuh.

Pada hari Sabtu, Hamas mengumumkan bahwa delegasi negosiasinya, yang dipimpin oleh kepalanya di Jalur Gaza, Khalil al-Hayya, akan menuju Kairo sebagai tanggapan atas undangan Mesir kepada gerakan tersebut. [ ]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

18 − seven =