Haji Wada’ dan Khotbah Rasulullah Saw

ilustrasi: Wukuf di Arafah.
Kalian akan menemui Allah maka janganlah kalian kembali sesudahku menjadi sesat, sebagian kalian memukul tengkuk sebagian yang lain. Hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir, barangkali sebagian orang yang menerima kabar (tidak langsung) lebih mengerti daripada orang yang mendengarnya (secara langsung). Kalian akan ditanya tentang aku maka apakah yang hendak kalian katakan?” Mereka menjawab, “Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan (risalah), telah menunaikan amanat dan memberi nasihat.”
Kemudian seraya menunjuk ke arah langit dengan jari telunjuknya, Nabi Saw bersabda, “Ya Allah, saksikanlah (tiga kali).”
Nabi Saw tetap tinggal di Arafah hingga terbenam matahari. Pada saat terbenam matahari itu, beliau beserta orang-orang yang menyertainya berangkat ke Muzdalifah. Seraya memberikan isyarat dengan tangan kanannya, beliau bersabda, “Wahai manusia, harap tenang, harap tenang!” Beliau kemudian menjama’ ta’khir shalat Maghrib dan Isya’ di Muzdalifah.
Pada malam itu, Nabi Saw bermalam di Muzdalifah kemudian sebelum terbit matahari, beliau berangkat ke Mina lalu melontar Jumratul Aqabah dengan tujuh batu kecil seraya bertakbir di setiap lontaran.
Setelah itu, beliau pergi ke tempat penyembelihan lalu menyembelih 63 binatang sembelihan (budnah). Beliau kemudian menyerahkan kepada Ali untuk menyembelih sisanya sampai genap 100 sembelihan.
Setelah itu, beliau naik kendaraannya berangkat ke Ka’bah (ifadhah) lalu shalat Zhuhur di Makkah dan pergi mendatangi bani Abdul Muthalib yang sedang mengambil air Zamzam lalu bersabda, “Timbalah, wahai bani Abdul Muthalib. Kalaulah tidak karena orang-orang tersebut bersama kalian, niscaya aku menimba bersama kalian.”
Mereka kemudian memberikan setimba air kepada beliau dan beliau pun minum darinya.
Akhirnya, Nabi Saw pun kembali ke Madinah Al Munawarah. [SR]
Sumber: Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy, Sirah Nabawiyah; Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah Saw. (Terjemah). Jakarta: Rabbani Press, 2010. Hal. 484-487.