Gerakan “Hidup Sesudah Hidup” Dorong Kesadaran Wakaf untuk Bekal Akhirat

 Gerakan “Hidup Sesudah Hidup” Dorong Kesadaran Wakaf untuk Bekal Akhirat

Bogor, Jawa Barat–Yayasan Wakaf Kauny Internasional (YWKI) resmi meluncurkan gerakan bertajuk “Hidup Sesudah Hidup” di Masjid Al-Mubarok, Mah’ad Kauny Cikeas, Bogor, Sabtu (25/10). Program ini mengajak masyarakat mempersiapkan amal jariyah sebagai bekal setelah kematian melalui optimalisasi wakaf produktif.

Gerakan tersebut menekankan edukasi bahwa wakaf merupakan instrumen kebaikan jangka panjang, berbeda dengan sedekah konsumtif yang manfaatnya berhenti setelah digunakan. YWKI menilai pahala dari wakaf produktif dapat terus mengalir meski pemberinya telah wafat.

Suasana launching Gerakan Hidup Sesudah Hidup

Founder YWKI, Ustaz Bobby Herwibowo, Lc., mengatakan umat perlu membangun kesadaran berinvestasi untuk akhirat. “Konsep ‘Hidup Sesudah Hidup’ mengingatkan kita bahwa segala yang bersifat duniawi akan ditinggalkan. Banyak orang mengejar harta, namun di ujung usia hidup terasa hampa. Karena itu, gerakan ini diharapkan panjang dan berkelanjutan,” ujarnya.

Ia mencontohkan pembangunan Kauny Al-Qur’an University (KAU) yang ditargetkan membawa pengaruh besar terhadap pendidikan Al-Qur’an nasional. “Kita ingin membangun universitas Al-Qur’an kelas dunia, agar anak-anak Indonesia tidak hanya bermimpi harus ke Mesir atau Timur Tengah. Profesor dan doktor akan kita datangkan ke sini,” katanya.

Ustaz Bobby Herwibowo (kiri) dan Rizky Renanda (kanan)

Inisiator gerakan, Rizky Renanda, menilai wakaf sebagai solusi keberlanjutan amal. “Wakaf bukan bantuan sesaat. Ia membentuk manfaat jangka panjang. Pertanyaannya, apakah kita sudah menyiapkan kehidupan ketika kita tidak ada lagi?” ucapnya.

Sementara itu, Dimas Maulana dari tim Wakaf Kauny Qur’an University menyampaikan bahwa dana wakaf yang terhimpun sejauh ini mencapai Rp3,3 miliar. Kampus yang dibangun di atas lahan 19 ribu meter persegi di Cianjur, Jawa Barat, diproyeksikan menelan biaya hingga Rp100 miliar. Adapun pekerjaan meratakan tanah telah dilakukan dengan alat berat selama dua bulan dan akan dilanjutkan pembangunan pondasi asrama mahasiswa.

Acara peluncuran dihadiri salah satu pewakif, Bunda Titi, yang sebelumnya mengamanahkan tanah untuk pembangunan kampus. “Saya berharap kampus ini melahirkan para ulama hafidz dan pendakwah yang membawa cahaya Al-Qur’an ke masyarakat,” ujarnya.

Bund Titi

KAU ditargetkan menjadi kampus bertaraf internasional untuk mencetak generasi Qur’ani penjaga peradaban. Hingga kini, YWKI telah membina 19.514 santri tahfidz di 38 pesantren gratis dan 501 rumah tahfidz yang tersebar di seluruh Indonesia.

YWKI merupakan lembaga pengelola aset wakaf yang berfokus pada dakwah Al-Qur’an, pembinaan tahfidz, serta pembentukan da’i dan imam berakhlak Qur’ani. Pembangunan Kauny Al-Qur’an University menjadi salah satu program unggulannya.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twenty − 11 =