Generasi Ulil Albab

 Generasi Ulil Albab

Ilustrasi: Santri membaca Al-Qur’an.

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali Imran 190-191)

Dalam Tafsir Jalalain diterangkan, di dalam penciptaan langit dan bumi serta segala keajaiban yang ada pada keduanya dan berbagai perbedaan siang dan malam dari segi datang dan perginya maupun dari segi lebih dan kurang temponya, semua itu merupakan bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT bagi Ulil Albab, yakni orang-orang yang punya akal.

Ulil Albab adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring. Artinya ingat dan menyebut-nyebut Allah dalam setiap keadaan.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa juga disebut Ulil Albab adalah orang-orang yang melaksanakan sholat sesuai dengan kemampuan.

Ulil Albab adalah orang-orang yang berpikir tentang penciptaan langit dan bumi untuk mendapatkan bukti atas kekuasaan pembuatnya. Lalu mereka berkata Rabbana, ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan ciptaan yang kami lihat itu sebagai perkara yang sia-sia. Justru kami melihatnya sebagai bukti atas kesempurnaan kekuasaan-Mu. Subhaanaka, Maha Suci Engkau, Engkau suci dari segala kesia-siaan.

Dalam Tafsir Ibnu Abbas diterangkan, Allah SWT dalam ayat di atas menerangkan tanda kekuasaan-Nya kepada kaum kafir Makkah karena sebelumnya mereka telah meminta bukti kepada Nabi Muhammad Saw atas apa yang beliau katakan. Maka Allah SWT menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya di dalam penciptaan langit, artinya sesungguhnya di dalam apa yang diciptakan oleh Allah SWT di langit berupa para malaikat, matahari, bulan, dan bintang-bintang, serta awan; dalam penciptaan bumi, artinya penciptaan bumi dan apa yang diciptakan di bumi seperti gunung-gunung, lautan, tanaman, dan hewan; dalam perbedaan siang dan malam yaitu dalam pergantian siang dan malam; semua itu benar-benar merupakan bukti-bukti keesaan Allah SWT bagi Ulil Albaab, yakni orang-orang yang punya akal.

Lalu Allah memberikan sifat kepada Ulil Albab, yaitu orang-orang yang mengingat Allah dengan melaksanakan shalat secara berdiri –jika dia mampu, dengan cara duduk –jika tidak mampu berdiri, dan dengan cara berbaring – jika tidak mampu berdiri maupun duduk. Dan Ulil Albab itu selalu berpikir tentang keajaiban penciptaan langit dan bumi lalu berkata Ya Rabbana, Wahai Tuhan kami, tidaklah yang Engkau ciptakan itu sia-sia. Subhaanaka, Maha Suci Engkau, mereka mensucikan Allah, maka bebaskanlah kami dari azab neraka. Tolaklah dari kami azab neraka.

Dalam Tafsir Al Qurthuby dijelaskan, dalam penghujung surat Ali Imran ini Allah SWT memerintahkan untuk memperhatikan dan mencari bukti-bukti dalam tanda-tanda kekuasaan-Nya agar keimanan umat ini bersandar kepada bukti yang meyakinkan atas kebenaran dan kekuasaan Allah SWT. Bukan keimanan yang dibangun dengan taqlid semata. Ulil Albab adalah orang-orang yang menggunakan akal untuk memperhatikan bukti-bukti kekuasaan Allah SWT.

Al Qurthuby mengutip hadits riwayat Aisyah r.a. yang berkata: Ketika turun ayat ini kepada Nabi saw. beliau bangun untuk shalat. Pagi itu Bilal datang untuk mengumandangkan adzan maka Bilal melihat Beliau Saw sedang menangis. Bilal bertanya: Wahai Rasulullah, mengapa engkau menangis padahal Allah SWT telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu maupun yang akan datang!

Maka Rasulullah Saw bersabda: “Hai Bilal, apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur? Sungguh Allah telah turunkan pada malam ini ayat: inna fi khalqis samaawaati wal ardli wakhtilafil laili wan nahaar la aayatil liulil albaab.. Kemudian Beliau Saw bersabda: Celakalah orang yang membaca ayat ini dan tidak berpikir merenungkannya!”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

thirteen + four =