Dari Baitul Maqdis hingga Damaskus: Tahni’ah Kemenangan Membebaskan Negeri Syam

Oleh:
Ustadz Teten Romly Qomarudddien, MA
DALAM catatan sejarah, selain Isra Mi’raj peristiwa penting lainnya di bulan Rajab adalah pembebasan Baitul Maqdis yang terjadi pada 27 Rajab, 583 H./ 1187 M. di bawah perjanjian “Shulh al-Ramlah” zaman Sulthan Shalahuddin al-Ayyubi.
Ketika membicarakan Isra’ Mi’raj, maka tidak bisa dilepaskan dari pembahasan bumi Syam. Terutama Masjid al-Aqsha, yang karena keberkahannya tidak diragukan. Rasulullah SAW menganjurkan, agar umatnya berziarah ke Masjid tersebut:
لا تشد الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِى هَذَا وَمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الأَقْصَى
“Janganlah bersengaja melakukan perjalanan dengan penuh keinginan melainkan ke tiga Masjid; Masjidku ini (Nabawi), masjidil Haram dan Masjidil Aqsha.” (HR. Bukhari, no. 1189 dan Muslim, no. 1397).
Adapun keutamaannya, disebutkan dalam hadits berikut:
وَعَنِ اِبْنِ اَلزُّبَيْرِ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ (صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا اَلْمَسْجِدَ اَلْحَرَامَ , وَصَلَاةٌ فِي اَلْمَسْجِدِ اَلْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةٍ فِي مَسْجِدِي بِمِائَةِ صَلَاةٍ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ
Dari Ibnu Az-Zubair bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sekali shalat di Masjidku ini lebih utama dari pada 1000 kali shalat di Masjid lainnya kecuali Masjidil Haram dan sekali shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100 kali shalat di masjidku ini.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, hadits ini shahih menurut Ibnu Hibban. Demikian pula HR. Ahmad, 26:41-42; Ibnu Hibban, 1620. Sanad hadits ini shahih).
Dalam hadits Abu Darda’ secara marfu’ (sampai pada Nabi SAW) disebutkan keutamaan khusus shalat di Masjidil Aqsha:
وَالصَّلَاةُ فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ بِخَمْسِمِائَةِ صَلَاةٍ
“Shalat di Baitul Maqdis sama seperti mengerjakan lima ratus shalat.” (HR. Al-Bazzar, Ibnu ‘Abdil Barr, Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dan dihasankan oleh Al-Bazar).
Inilah yang disebut ziyaarah mubarakah yang direkomendasikan Nabi SAW; Untuk Haram di Makkah dan Nabawi di Madinah, kaum Muslimin telah sering menunaikannya. Tetapi untuk shalat di Masjidil Aqsha, masih terbatas orang menunaikannya. Bahkan kalau pun bisa, masih terjadi silang pendapat. Mana yang lebih baik? Berziarah ke Masjidil Aqsha karena keutamaannya, atau memilih untuk tidak berziarah karena khawatir sama saja menyokong devisa Israel (seiring administrasinya masih melibatkan negara zionis itu).
Negeri yang diberkahi, sebagaimana Al-Qur’an menyebutkan:
ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
” … Yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra: 1).
Menurut Syaikh Shaleh al-Munajjid, negeri Syam meliputi Jordania, Palestina, Syria, dan Lebanon. Tentu termasuk di dalamnya Israel. Karena hakikatnya, negeri tersebut adalah Palestina yang dirampas. Berkali-kali upaya pencaplokan dan pendudukan, tetapi Israel sampai hari ini masih sulit untuk menaklukan Palestina secara keseluruhan. Bahkan sejak tahun 1967, berulang kali terjadi perjanjian demi perjanjian, namun selalu berakhir dengan pelanggaran.
Banyak yang memprediksi, termasuk gencatan senjata pekan ini. Akankah berlangsung panjang atau sebaliknya? Sebagian awak media merasa was-was dan kurang percaya kalau Israel akan memenuhi janjinya; 97 persen tidak percaya, dan hanya 3 persen saja yang percaya. Namun kita husnuz zhan, justru mudah-mudahan tidak hanya gencatan senjata, melainkan kemerdekaan yang sesungguhnya benar-benar terjadi di negeri ini.
Menarik untuk dicermati, mengapa masyarakat dunia hari ini mempertanyakan mengapa tiba-tiba IDF Zionis mau melakukan gencatan senjata? Kekuasan Dzat yang Maha kuasa pun menjawabnya. Negara Amerika Serikat yang selama ini menyokongnya, sudah tidak mampu lagi membantu Israel. Los Angeles sebagai kota penting di negaranya, mengalami kerugian hebat $ 825 triliun (dua kali lipat dari dana yang digelontorkan. sebagai bantuan senjata ke Israel). Jangankan membantu anak emasnya, sang majikan pun tengah dirundung malang.
Kembali kepada keutamaan negeri Syam, dan mengapa umat Muhammad SAW harus menganggap penting memahaminya? Syaikh Shaleh Munajjid dalam risalahnya “Thuubaa Lis Syaam” menyebutkan, di antaranya:
1. Karena negeri Syam adalah Bilaadul Anbiyaa, yakni negeri para Nabi. Para Nabi dan Rasul, termasuk Nabi akhir zaman pernah singgah di negeri Syam. Bahkan saat pemuda Muhammad belum diangkat menjadi Nabi, melakukan perniagaan dari Makkah hingga ke negeri Syam yang telah menjadi jalur emas perniagaan bangsa Arab.
2. Karena negeri Syam Bilaadul Qudamaa wal Fudhalaa, yakni negeri tempat lahirnya orang-orang mulia terdahulu. Selain generasi shahabat, taabi’in dan taabi’ut taabi’in, negeri Syam banyak melahirkan ahli ilmu di zamannya, di antaranya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Imam Ibnu Qayyim dan Imam Ibnu Katsir. Di kalangan ulama abad ini; Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Syaikh Sa’id Hawwa, Syaikh Musthafa Asy Syiba’i, Syaikh Wahbah az-Zuhaily dan Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah, serta masih banyak ulama dan tokoh lainnya.
3. Karena negeri Syam Bilaadur Ribaath wal Mahsyar; Yakni sebagai negeri pertahanan dan tempat berkumpulnya kaum Muslimin (berdasarkan hadits-hadits akhir zaman)
4. Tidak terkecuali bahwa negeri Syam merupakan negeri yang di dalamnya terjadi peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi akhir zaman.
Kini di awal tahun 2025 ini, selain Gaza kembali ke pangkuan Muslimin, kita juga menyaksikan bagaimana Damaskus diraih kembali oleh kaum Muslimin Ahlus sunnah wal Jamaa’ah setelah puluhan tahun sebelumnya mereka dizalimi penguasanya sendiri Dinasti Bashar Asad.
Siapa Bashar Asad dan ayahnya Hafizh Asad? Mereka kaum ‘Alawiyyin yang berkeyakinan aliran kebatinan ekstrim Syi’ah yang sangat berpengaruh dan bengis di Syria, yaitu ajaran Nushairiyyah. Sedangkan ideologi politiknya berpegang pada Nasionalisme dan Sosialisme Arab Partai Ba’ats. Karenanya sangat wajar apabila secara paham keagamaan Iran memiliki keterlibatan dengan Syria.
Sedangkan Rusia memiliki keterlibatan secara ideologi politik. Rapuhnya kekuatan Iran dan semakin tidak prioritasnya Syria bagi Rusia seiring menguatnya perlawanan Ukraina yang didukung NATO, menyebabkan Syria terabaikan dan kekuatan Tiran Bashar pun tidak mampu menghadapi milisi Mujahidin yang semakin solid. Kota Aleppo, Homsh dan Damaskus pun akhirnya jatuh di bawah kendali Hayat Tahrir as-Syam pimpinan Ahmad as-Syara atau dikenal dengan Abu Muhammad al-Julani.
Sekalipun menghadapi banyak ujian; Sisa-sisa perwira dan tentara pro Asad yang dibebaskan, banyaknya komunitas milisi (termasuk mantan DAISY atau ISIS), etnik Kurdi yang masih dipersenjatai Amerika dan lainnya. Semua itu, bukanlah perkara mudah untuk dihadapi. Namun demikian, kini Syria tengah berbenah untuk mengokohkan kedaulatannya. Semoga persatuan dan kesatuan kaum Muslimin di negeri penting Bumi Syam ini benar-benar terwujud dan mampu berdiri kuat kembali tanpa bayang-bayang perpecahan yang yang sewaktu-waktu bisa mengancamnya. Allaahumma baarik lanaa fii Syaaminaa.*