Cirebon Zona Merah Tawuran Pelajar, Butuh Solusi Mendasar
Ilustrasi
TAHUN 2022 telah berlalu, dengan diiringi berbagai peristiwa yang cukup meresahkan masyarakat. Salah satunya yang hampir terjadi setiap bulan di Cirebon adalah tawuran antar-pelajar. Adu kekerasan dilakukan oleh remaja pelajar yang semestinya membawa harapan kemajuan bangsa, justru masih menjadi masalah yang tidak kunjung selesai.
Peristiwa ini menimbulkan keresahan di masyarakat, menyebabkan korban luka pada remaja pelaku tawuran dan juga warga sekitar, bahkan menelan korban jiwa di penutup bulan Desember 2022 (detik.com, 06/01/23). Sebelumnya di awal bulan Desember, tawuran antar pelajar juga menyebabkan luka bacok pada warga yang mencoba melerai (merdeka.com, 09/12/22).
Sebelumnya pada November pun polisi telah mengamankan 46 pelajar yang terlibat tawuran dengan barang bukti senjata berupa celurit dan sabuk. Berbeda dengan kejadian di bulan Desember yang bertempat di Kabupaten Cirebon, tawuran kali ini terjadi di wilayah Kota Cirebon (kompas.com, 17/11/22).
Pada Oktober tercatat pula tawuran pelajar di daerah Cirebon Timur yaitu Lemahabang, dipicu saling tantang dan saling ejek di media sosial (tribunnews.com/24/10/22). Di bulan September pun nyaris terjadi, dimana polisi mendapat laporan masyarakat tentang adanya kumpulan remaja yang akan tawuran di daerah Plumbon Kabupaten Cirebon (suaracirebon.com/29/9/22).
Bulan Agustus pun tak luput dari peristiwa ini. Tawuran terjadi di Jl. By Pass, yang merupakan salah satu tempat langganan terjadinya tawuran pelajar. Kejadian ini sempat mengganggu lalu lintas dan meresahkan pengguna jalan. Pelajar yang diamankan oleh polisi bervariasi, mulai dari kelas 1, 2 hingga 3 jenjang sekolah menengah atas. (radarcirebon.disway.com, 10/8/22)
Fakta ini terus terjadi secara rutin. Kita akan menemukan berita serupa di bulan Juli, Juni, Mei, April, Maret, Februari dan Januari. Polisi telah turun tangan untuk patroli rutin, mengamankan tawuran bahkan menindak pelaku yang jelas berlaku kriminal hingga dijatuhi hukuman, namun tidak juga tampak efek jera dan tawuran antar pelajar masih terus membudaya.
Program preventif yang bersifat edukatif telah dirumuskan sejak Januari 2022, yaitu dengan cara mengadakan jadwal rutin Polisi/TNI menjadi pembina upacara, pembentukan duta dan deklarasi anti tawuran dan tolak geng motor (jabartimes.co.id, 31/1/22). Namun ternyata masih belum cukup untuk mengeradikasi budaya tawuran antar pelajar ini.
Akar Kenakalan Remaja
Terapi kausatif (akar penyebab masalah) dalam kasus ini tentunya dari diri remaja itu sendiri. Sebuah jurnal penelitian memaparkan dari kasus kenakalan remaja terdapat beberapa karakteristik yang dominan, yaitu memiliki karakter psikopatik, memiliki teman dengan karakter psikopatik, tidak memiliki rasa bersalah, bersifat agresif, dan bersifat abai terhadap norma sosial.
Karakter yang memprihatinkan seperti ini tidak terjadi dalam semalam, atau bawaan lahir. Namun terbentuk dalam proses perkembangan anak, sebagai bentuk adaptasi dari lingkungan yang tak kondusif dan terdampak oleh pengaruh buruk lingkungan tersebut dalam jangka waktu yang tidak sebentar.
