Childfree Imbas Kapitalisme

Ilustrasi: Childfree
Rezeki dari Allah, Bukan dari Orangtua
Dalam pandangan Islam, anak merupakan amanah yang harus disyukuri keberadaannya. Adanya keturunan merupakan salah satu tujuan dalam pernikahan.
Oleh karena itu, Rasulullah saw pernah mewasiatkan “perempuan yang subur” sebagai salah satu kriteria dalam memilih pasangan hidup. Tak hanya itu, Rasulullah Saw pun membanggakan jumlah umatnya yang banyak di Yaumil Akhir nanti.
تَزَوَّجُوا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّيْ مُكَاشِرٌ بِكُمُ اْلأَنْبِيَاءَ يَومَ الْقِيَامَةِ
“Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti pada hari kiamat.” [Shahih Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan Sa’id bin Manshur dari jalan Anas bin Malik]
Tak hanya itu, Allah menegaskan bahwa setiap makhluk telah dijamin rezekinya oleh Allah Swt, termasuk rezeki anak-anak kita. Jadi, jangan sekali-kali kita mengkhawatirkan persoalan itu, sebagaimana Allah telah mengingatkan, “Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan (juga) kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar.” (QS. Al-Isra: 31)
Oleh karena itu, pilihan untuk mengambil ide childfree jika tidak didasari oleh alasan syari, jelas dilarang oleh Allah SWT.
Seorang muslim sangat tidak layak mengadopsi pemikiran itu, karena akan berpengaruh kepada kecacatan akidahnya. Mengapa?
Menganggap anak sebagai beban dan meragukan akan masa depannya merupakan bukti adanya keraguan kepada Allah SWT. Di sinilah pentingnya seorang muslim memiliki akidah yang kokoh sehingga tidak mudah mengambil pemikiran yang bertentangan dengan Islam.
Di sini pula lah negara memiliki peran, yakni dengan mewujudkan pendidikan berbasis akidah Islam sehingga output pendidikan tak hanya cerdas secara akademik melainkan juga memiliki kepribadian Islam yang kuat.
Sungguh, tegaknya sistem Islam merupakan sebuah kewajiban, bukan sekadar kebutuhan. Sebab tanpa sistem Islam, berbagai problematika manusia akan terus merajalela. Kita butuh perubahan sistemik, bukan parsial saja. Sebab sejatinya sistem kapitalisme sekuler adalah sumber malapetaka bagi kehidupan manusia. Wallahu’alam bisshawab.
Hana Annisa Afriliani, S.S., Aktivis Dakwah dan Penulis Buku