Busyro Muqoddas: Tahun Baru Islam Momentum Lakukan Pembaruan

Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqaddas.
Purwokerto (MediaIslam.id) – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Muhammadiyah Busyro Muqoddas mengajak seluruh kaum muslim, khususnya warga Muhammadiyah menjadikan momentum tahun baru Islam sebagai ajang untuk melakukan berbagai pembaruan.
“Tahun baru itu ‘kan momentum tahunan ya. Jadi di luar momentum tahunan itu ‘kan, setiap waktu itu sesungguhnya kita berada dalam satu kesadaran untuk melakukan perbaikan,” kata Busyro di Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu (19/07/2023), seperti dilansir ANTARA.
Busyro mengharapkan, melalui momentum tahun baru tersebut, warga Muhammadiyah jangan sampai menjadi umat yang merugi.
“Filosofi Surat Al Ashr ‘kan begitu. Jadi ada tahun baru atau tidak, Muhammadiyah itu terus melakukan pembaruan terus,” tegas mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.
Oleh karena itu, kata dia, Muhammadiyah memanfaatkan momentum tahun baru Islam untuk mempertegas bahwa sejak berdiri sampai yang akan datang, persyarikatan itu selalu berwatak dan berkarakter melakukan pembaruan-pembaruan.
Lebih lanjut, dia mengatakan, inti dari kegiatan tablig akbar itu adalah pihaknya ingin menyapa keadaan umat di bawah lewat pengajian.
“Muhammadiyah karakternya ‘kan, dari pengajian, dari kajian itu diwujudkan dengan amal konkret untuk bukan hanya kepentingan umat Muhammadiyah saja, tapi juga untuk kepentingan membangun negara ini supaya semakin beradab, semakin adil, jujur, cerdas kepada rakyatnya, itu intinya,” jelasnya.
Sementara saat memberikan tausiah, Busyro menjelaskan tentang makna yang terkandung dalam Al-Qur’an, khususnya Surat Al Hasyr ayat 18.
Menurut dia, ayat tersebut mengandung beberapa pokok pikiran yang makin mencerdaskan hati dan pikiran serta membentuk perilaku manusia terutama umat Islam.
“Ayat ini menganjurkan kepada kita untuk melakukan koreksi diri, apa yang sudah kita lakukan selama ini dan apa yang sudah kita siapkan untuk hari esok,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, ayat tersebut kemudian mengandung kesadaran batiniah, spiritual, rohaniah, dan pikiran waras. “Hari esok, kita harus lebih baik dari hari ini,” tegasnya. []