Berzikir Saat Tertimpa Musibah

Ilustrasi
BERZIKIR, menyebut Asma Allah tidak hanya dilakukan dalam kondisi lapang atau mendapatkan nikmat dan kebahagiaan. Bahkan termasuk sebaik-baik zikir adalah zikir yang diucapkan pada saat mendapatkan musibah.
Fauzi Sangarth dalam kitab “At-Taqarrub Ilalllah Thariqut Taufiq” mengutip sebuah riwayat dari Imam Ja’far Ash Shadiq bahwa beliau berkata: “Saya heran terhadap orang yang diuji dengan empat perkara betapa ia lupakan empat perkara:
Pertama, aku heran kepada orang yang diuji dengan takut, bagaimana dia lupa untuk mengucapkan:
حسبنا الله ونعم الوكيل
“Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Dia sebaik-baik pelindung”
Padahal Allah sungguh telah berfirman:
اَلَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ اِيْمَانًاۖ وَّقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ فَانْقَلَبُوْا بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ وَفَضْلٍ لَّمْ يَمْسَسْهُمْ سُوْۤءٌۙ وَّاتَّبَعُوْا رِضْوَانَ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ ذُوْ فَضْلٍ عَظِيْمٍ
“Orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul-Nya) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu. Karena itu, takutlah kepada mereka dan mereka menjawab: Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah. Mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS Ali Imran 173-174).
Kedua, aku heran kepada orang yang diuji dengan sakit, bagaimana dia bisa lupa untuk mengatakan:
مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَ اَنْتَ اَرْحَمُ الَرَّاحِمِيْنَ
“Telah menimpaku penyakit, dan Engkau adalah yang Maha Pengasih”.
Padahal Allah telah berfirman:
۞ وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ ۚ فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَ ۚ
“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: (Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang. Maka Kamipun memperkenankan semuanya itu lalu Kami lenyapkan penyakitnya”. (QS. Al Anbiya 83-84)