Berbuat Adil Dekat kepada Takwa
Ilustrasi: bersikap adil.
Munasabah Ayat
Pada ayat sebelumnya mengingatkan kaum muslim untuk senantiasa mengingat nikmat Allah dan janji mereka untuk menaati Allah. Kemudian pada ayat ini memberi arahan praktis bagaimana ketaqwaan itu harus diwujudkan, yaitu dengan berlaku adil meskipun ada kebencian terhadap suatu kaum, ketakwaan kita kepada Allah ialah dengan menegakkan keadilan.
Menurut Quraish Shihab dalam tafsirnya, ayat ini memiliki redaksi yang serupa dengan QS. An-Nisa ayat 135, ada pendapat mengatakan bahwa konteks keadilan pada surah An-Nisa ialah berlaku adil terhadap diri, orang tua, dan kerabat sehingga pada ayat tersebut mendahulukan kata kata al-qisth kemudian al-‘adl. Adil adalah menetapkan sesuatu pada tempatnya.
Sedangkan surah Al-Maidah ayat 8 Konteks kewajiban berlaku adil pada seseorang yang kita benci atau musuhi sehingga yang perlu kita ingat terlebih dahulu ialah keharusan melaksanakan sesuatu karena Allah, karena hal tersebut dapat mendorong kita untuk menjauhi permusuhan dan kebencian.
Menurut Ibnu Katsir: Jadilah penegak keadilan karena Allah bukan karena manusia atau mencari popularitas dan jadilah saksi yang adil. Terapkanlah keadilan itu kepada setiap orang, baik itu teman atau musuh. Keadilan itu lebih dekat pada taqwa dari pada meninggalkannya, Allah akan membalas perbuatan terhadap apa yang kalian kerjakan.
Menurut Abdulmalik Abdulkarim Amrullah: Jika seorang mu’min diminta kesaksiannya dalam suatu hal atau perkara, maka hendakntya memberikan penjelasa yang sebenarnya, yakni adil. Tidak membelok-belik karena pengaruh kaya atau miskin, lawan atau kawan.
Katakanlah yang engkau tau dalam hal itu walaupun hal tersebut menguntugkan orang yang tidak kamu senangi atau merugikan orang yang engkau senangi. Dan janganlah engkau jadikan penghalang apa yang kamu benci untuk tidak berlaku adil, kebenaran yang ada di pihak dia jangan kamu khianati karen arasa bencimu.
Karena kebenaran akan kekal dan rasa benci adalah bukan rasa perasaan asli dalam jiwa, itu adalah hawa nafsu yang suatu waktu akan meredah. Berlaku adillah itulah yang akan mendekatkan kamu kepada taqwa.
Menurut Wahba az-Zuhaili: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang senantiasa menagakkan kebenaran karena Allah bukan karena manusia dan bukan pula karena menginginkan sum’ah (popularitas, ketenaran, ingin dipuji orang).
Yaitu, dengan penuh keikhlasan hanya karena Allah SWT dalam segala apa yang kamu perbuat dari segi agama dan dunia kalian.
Jadilah kalian saksi yang jujur, objektif, dan apa adanya, tanpa memihak dan tidak menzalimi, baik terhadap pihak yang diiringkan oleh kesaksian maupun terhadap pihak yang diberatkan oleh kesaksian.
