Berani dalam Kebenaran
Ilustrasi
Keberanian dalam kebenaran. Menurut Dr. Muhammad Fathi dalam bukunya “Al-Qiyadah fi Al-Islam”, sifat merupakan kekuatan jiwa yang mengagumkan yang dimiliki seseorang sebagai buah dari keimanan hanya kepada Allah Yang Maha Esa, pendidikan dari lingkungan sekitarnya, kebenaran dari keyakinannya dan kemampuan yang dimilikinya.
Kekuatan iman kepada Allah yang tidak terkalahkan, kebenaran yang tidak pernah tersisihkan, kemampuan yang tidak pernah berubah, tanggungjawab yang tidak pernah berputus asa dan pendidikan yang tidak pernah jemu: kesemuanya itu menjadikan seseorang memiliki kekuatan dan keberanian untuk menyampaikan kalimat yang benar dan tidak takut kecuali kepada Allah.
Allah memuji orang-orang yang menyampaikan risalah Allah, takut kepada-Nya dan tidak takut kepada siapa pun kecuali kepada-Nya. Allah berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah (para rasul), mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Ahzab: 39)
Rasulullah &Saw bersabda, “Sebaik-baik jihad adalah mengucapkan kalimat yang hak (benar) di hadapan penguasa yang lalim.” (QS. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Beliau juga bersabda, “Pemimpin para syuhada’ (orang yang mati syahid) adalah Hamzah bin Abdul Muthalib dan orang yang berdiri (untuk menyampaikan kebenaran) di hadapan penguasa yang lalim yang memerintah dan mencegah (sesuai perintah Allah) sampai (penguasa lalim itu) membunuhnya (orang itu). (QS. Al-Hakim)
Diriwayatkan dari Ubadah bin Shamit ra, ia berkata, “Rasulullah membaiat kita untuk mendengar dan taat dalam keadaan sulit maupun mudah, dalam kesenangan maupun kebencian. Dan untuk mengatakan yang benar dimana pun kita berada, kita tidak boleh takut terhadap kelaliman dalam menegakkan agama Allah.” Wallahu a’lam. [SR]
