Begini Cara Islam Berantas Korupsi

 Begini Cara Islam Berantas Korupsi

Ilustrasi

Abu Hurairah menjawab bahwa peningkatan kekayaannya berasal dari sumber-sumber yang halal, seperti pengembangbiakan kuda, pemberian yang diterima, dan bagian dari rampasan perang. Setelah mendengar penjelasan tersebut dan melakukan pemeriksaan, Khalifah Umar tidak menemukan bukti bahwa kekayaan Abu Hurairah diperoleh secara tidak sah. Meskipun demikian, Khalifah Umar tetap meminta Abu Hurairah untuk mengembalikan sebagian kekayaannya ke baitul mal (kas negara) sebagai langkah kehati-hatian dalam pengelolaan harta negara.
Tidak kalah kerennya, Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga hidup sangat sederhana, bahkan menolak fasilitas negara dalam urusan pribadinya. Beliau memerintahkan seluruh pejabat mengembalikan harta negara yang diperoleh secara tidak sah. Menghapus pajak yang tidak sesuai syariat, karena beban pajak sering menjadi celah korupsi. Turut pula menggaji pejabat dengan cukup, agar tidak tergoda korupsi. Hasilnya, dalam waktu 2,5 tahun pemerintahannya, kemiskinan hampir lenyap dan baitul mal penuh.
Dengan pengaturan semacam ini, sangatlah wajar jika terdokumentasi dalam catatan sejarah, bahwa Khilafah Islam telah berhasil menciptakan masyarakat yang sejahtera tanpa kurang suatu apapun.
Hal ini diadabadikan Will Durant, seorang sejarahwan Barat, dalam bukunya, Story of Civilization. Ia menyatakan, “Para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama beradab-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka.”
Terlepas dengan adanya jaminan kesejahteraan ataupu tidak, satu hal yang jelas adalah bahwa menjalankan semua perintah Allah ﷻ adalah kewajiban bagi kita, dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh-Nya. Tidaklah pantas bagi seorang muslim meyakini adanya sistem kehidupan lain yang lebih baik daripada Islam. Sebab sistem ini diturunkan oleh Sang Pencipta dunia dan seisinya, Allah ﷻ. Sudah pasti adalah pengaturan yang terbaik untuk umat manusia seluruhnya, bukan hanya mereka yang beriman.
Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, maka begitu syari’ah Islam diterapkan secara kaffah (menyeluruh), kebaikannya tidak hanya akan dirasakan oleh kaum muslimin tapi juga nonmuslim. Hadanallahu waiyyakum. Wallahu’alam bis-showaab.
Muntik A. Hidayah, Koordinator BMIC Malang dan Pegiat Literasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

15 − 9 =