Ayesha Farooq, Pilot Jet Tempur Perempuan Pertama Pakistan yang Kini Jadi Pahlawan
Letnan Ayesha Farooq, pilot perempuan Pakistan. [foto: pakmr.blogspot.com]
2. Ditentang Ibunya ketika Ingin Jadi Pilot Jet Tempur
Farooq berselisih dengan ibunya yang merupakan orang tua tunggal dan tidak berpendidikan tujuh tahun lalu ketika dia mengatakan ingin bergabung dengan angkatan udara.
“Di masyarakat kita, kebanyakan gadis bahkan tidak berpikir untuk melakukan hal-hal seperti menerbangkan pesawat,” katanya.
Tekanan keluarga terhadap wilayah angkatan bersenjata yang secara tradisional didominasi laki-laki membuat para wanita lain enggan mengambil langkah berikutnya untuk menjadi siap tempur, kata pejabat angkatan udara. Mereka menerbangkan pesawat yang lebih lambat, mengangkut pasukan dan peralatan ke seluruh negeri.
3. Menerbangkan Jet Tempur China
“Semakin banyak wanita yang bergabung sekarang,” kata Nasim Abbas, Komandan Sayap Skuadron 20, yang terdiri dari 25 pilot, termasuk Farooq, yang menerbangkan jet tempur F-7PG buatan China.
“Itu dianggap tidak lagi tabu. Ada pergeseran dalam cara berpikir bangsa, masyarakat,” kata Abbas kepada Reuters di pangkalan di Sargodha.
Sekarang ada sekitar 4.000 wanita di angkatan bersenjata negara itu, sebagian besar terbatas pada pekerjaan kantoran dan pekerjaan medis. Namun selama dekade terakhir, wanita telah menjadi perwira udara, membela kapal-kapal komersial Pakistan dari serangan pemberontak, dan beberapa orang terpilih bertugas di pasukan antiteroris elite.
Seperti kebanyakan tentara wanita di dunia, wanita Pakistan masih dilarang dari pertempuran darat. Ada 316 wanita di PAF dibandingkan dengan sekitar 100 lima tahun lalu, kata Abbas.
“Di Pakistan, sangat penting untuk mempertahankan garis depan kami karena terorisme dan sangat penting bagi setiap orang untuk menjadi bagian darinya,” kata insinyur avionik Anam Hassan, 24 tahun, saat ia berangkat bekerja pada pesawat tempur F-16, rambutnya yang hitam tebal diselipkan di bawah topi bisbol.
“Butuh waktu cukup lama bagi angkatan udara untuk menerima ini.”
