Anwar Ibrahim Ucapkan Belasungkawa Wafatnya Hardi Arifin

 Anwar Ibrahim Ucapkan Belasungkawa Wafatnya Hardi Arifin

Pemakaman almarhum Hardi Arifin

Jakarta (Mediaislam.id) – Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Anggota Pembina Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Pusat H. Hardi M. Arifin, Ahad (30/4/2023).

“Terima khabar duka dari negara jiran bahawa Bapak Haji Hardi M. Arifin telah wafat hari ini,” kata Anwar dikutip Media Islam, Ahad (30/4) dari akun facebooknya.

Anwar yang memiliki kedekatan dengan banyak tokoh Islam di Indonesia mengungkapkan sosok Hardi Arifin yang ia kenal.

“Almarhum Pak Hardi yang saya kenali merupakan pembina Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) bersama Pak Natsir serta terlibat dalam mengasaskan Universitas Ibnu Khaldun, Bogor,” ungkapnya.

Ia pun menyampaikan salam takziah untuk keluarga almarhum dan teman-teman Indonesia.

“Saya utuskan salam takziah buat keluarga dan teman-teman di Indonesia yang saya pasti amat terkesan dengan kehilangan Almarhum Pak Hardi yang amat kita kasihi,” ujar Anwar.

“Mendoakan agar Allah SWT memberikan ganjaran dan tempat yang terbaik buat Almarhum Pak Hardi,” tandasnya.

Seperti diketahui, Hardi Arifin (84 tahun) wafat di Bogor setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Islam Bogor pada Ahad (30/4) pukul 01.30 WIB.

Jenazah almarhum dishalatkan di Masjid Al Hijri II, komplek Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Kota Bogor.

Sejumlah tokoh hadir dalam shalat jenazah tersebut, mereka antara lain KH Didin Hafidhuddin, KH Cholil Ridwan, MS Kaban, Ustaz Adian Husaini dan lainnya

Hardi Arifin adalah aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) tahun 60-an. Pria yang akrab disapa Mang Ipin itu juga merupakan salah satu saksi kunci peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 65 di Jakarta.

Kedekatannya dengan M. Natsir, Prawoto Mangkusasmito, Mohammad Roem, Buya Hamka, Prof. HM. Rasjidi, KH. Sholeh Iskandar, Ustaz MS. Agustjik, KH. Abdul Gaffar Ismail dan tokoh-tokoh partai Masyumi menjadikan Hardi Arifin masuk dalam kegiatan langkah-langkas strategis perjuangan ummat Islam Indonesia.

Putra kelahiran Serang Banten tahun 1939 ini adalah Pembina Yayasan Universitas Ibn Khaldun (UIKA), Rumah Sakit Islam (RSI) Bogor, Badan Kerjasama Pondok Pesantren Seluruh Indonesia (BKSPPI) dan Serikat Tani Islam Indonesia (STII) yang hobinya “mengkliping berita-berita politik”.

Menyimpan arsip seputar dunia politik dilakukannya sejak tahun 50an. Berita-berita politik tanah air dan internasional inilah yang kemudian menjadi bahan diskusi dan training para kader-kadernya.

Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘afihi wa’fu anhu wakrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bilmai was salji, wal baradi, wa naqqihi minal khathaya, kama yunaqqas saubul abyadu minad danas. Wa abdilhu daran khairan min darihi wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, wa adkhilhul jannata wa a’idzhu min adzabil qabri, wa adzabin nari. [ ]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

seventeen + 11 =