Al-Qur’an dan Kemukjizatannya (Bag-2)

 Al-Qur’an dan Kemukjizatannya (Bag-2)

Ilustrasi: Surat Al Fatihah.

SEBAGIAN ulama umat Islam menganggap bahwa sisi kemukjizatan Al-Qur’an adalah informasi (ikhbar) Al-Qur’an tentang kisah-kisah orang terdahulu, sebagian dari kejadian-kejadian yang akan terjadi pada masa mendatang, dan kandungan Al-Qur’an mengenai sebagian hukum alam yang tidak diketahui oleh manusia di saat turunnya Al-Qur’an; atau yang mereka sebut dengan mukjizat ilmiah.

Sebenarnya hal-hal yang telah disebutkan di atas tidak dapat dikategorikan sebagai mukjizat karena dua alasan berikut:

Pertama: Mukjizat adalah pembuktian kelemahan manusia (itsbaatu ‘ajz al-basyar) dengan hadirnya sesuatu yang dapat melemahkan (al mu’jiz), hingga hari kiamat.

Baca juga: Al-Qur’an dan Kemukjizatannya (Bag-1)

Selama manusia mampu menceritakan tentang apa yang terjadi pada masa lampau ataupun memperkirakan tentang kejadian yang akan datang walaupun disertai kebohongan, serta selama ia mampu menyingkap sebagian hukum-hukum alam, niscaya mereka juga mampu menghadirkan semua perkara-perkara tersebut dan mengarang jutaan kitab tentang itu. Oleh sebab itu, keberadaan perkara-perkara seperti itu dalam Al-Qur’anul Karim tidaklah menunjukkan kemukjizatan Al-Qur’an.

Kedua: Ayat-ayat yang mengandung cerita-cerita orang-orang terdahulu dan informasi (khabar) tentang kejadian yang akan datang, serta sebagian aturan-aturan yang terkait dengan ilmu pengetahuan alam hanyalah sebagian saja dari Al-Qur’an. Berdasarkan akal mereka, perkara-perkara itu dianggap sebagai mukjizat.

Sedangkan, ayat-ayat dan surat-surat yang lain tidak mengandung kemukjizatan ini. Padahal keseluruhan isi yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah mukjizat. Allah telah menantang orang-orang Arab untuk mendatangkan surat yang semisal dengan apa yang ada dalam Al-Qur’an, semisal surat Al Ikhlash, Al-Falaq dan Al-Naas. Sedangkan ketiga surat ini sama sekali tidak mengandung persoalan-persoalan yang mereka anggap sebagai mukjizat.

Sejatinya, perkara-perkara yang mereka anggap sebagai mukjizat tersebut hanya dalil atas ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu. Sehingga bukan termasuk ke dalam salah satu di antara sisi kemukjizatan Al-Qur’an.

Adapun kemukjizatan Al-Qur’an yang sebenarnya tercermin di dalam gaya bahasanya yang mengandung makna-makna. Kemukjizatan Al-Qur’an terletak pada bayan (penjelasannya) dan nazham-nya (harmonisasinya). Bangsa Arab fush-haa (yang masih fasih berbahasa Arab) telah menyadari kemukjizatan ini. Bahkan salah seorang musuh dakwah, yakni al-Walid bin al-Mughirah, telah mengakui kemukjizatan ini dengan mengatakan, “Sesungguhnya saya telah mengenal seluruh syair, rajaznya, lagunya, syairnya, sempitnya, dan keluasannya. Sungguh, Al-Qur’an bukanlah syair”. Kemudian ia melanjutkan, “Sesungguhnya saya telah melihat tukang sihir dan berbagai bentuk sihir mereka. Tapi Al-Qur’an bukanlah seperti mantera tukang sihir, dan juga bukan sihir mereka …, demi Allah, sesungguhnya perkataan Muhammad sangatlah manis. Pokoknya, penuh dengan kesejukan, sedangkan cabangnya penuh dengan bebuahan”.

Al-Khaththaabi pernah berkomentar tentang Al-Qur’an: “Al-Qur’an menjadi mukjizat karena, Al-Qur’an hadir dengan lafazhnya yang paling fasih, dalam bentuk susunan ‘syair’ yang terindah; Sehingga melahirkan makna-makna fasih berupa pengesaan terhadap Allah, pensucian sifat-sifat-Nya, seruan untuk mentaati-Nya, penjelasan tentang tata cara penghambaan kepada-Nya dalam hal-hal kehalalan dan keharaman, larangan dan kebolehan, nasehat dan petunjuk, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, serta petunjuk menuju akhlaq yang terpuji. Dan tidak ada satupun yang bisa menyamainya. Semuanya ditempatkan pada proporsinya, sehingga tidak ada yang lebih baik dari Al-Qur’an. Di dalamnya juga termaktub cerita masa lampau serta hukuman pembalasan dari Allah terhadap orang-orang yang durhaka dan membangkang. Di dalamnya terkandung hujjah dan kritik (muhtaj), dalil-dalil dan madlul ‘alaihi (yang ditunjukkan oleh dalil).”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

20 + seventeen =