Air Zamzam dan Keutamaannya

 Air Zamzam dan Keutamaannya

Ilustrasi: Posisi sumur Zamzam di Masjidil Haram. (foto: FB Inside the Haramain)

BAGI JEMAAH umrah atau haji, dapat meminum air Zamzam langsung di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi merupakan keistimewaan. Apalagi, jemaah dapat meminumnya sesuai dengan kebutuhan bahkan keinginannya. Tidak ada batasan.

Jemaah umrah dan haji, biasanya juga mendapat jatah air Zamzam sebagai oleh-oleh dari Mekkah. Bahkan tak sedikit pula yang mencoba membawanya dengan memasukkan ke botol air mineral. Meski biasanya akhirnya terkena razia di Bandara.

Di dua masjid suci di Tanah Haram, galon-galon air Zamzam dapat ditemukan di banyak tempat. Galon air Zamzam di dalam masjid diletakkan tak jauh dari pintu masuk masjid, di pinggir lorong-lorong yang akan dilalui jemaah yang hendak menuju bagian depan masjid.

Lalu, apakah semua jemaah umrah atau haji tahu di mana lokasi sumur air Zamzam? Dan apa saja keutamaan air tersebut, tulisan berikut akan sedikit mengupasnya.

Baru-baru ini, akun Facebook Inside the Haramain, mengunggah gambar tentang posisi sumur Zamzam di Masjidil Haram. Tak hanya itu, akun tersebut juga memberi keterangan singkat:

“Sumur Zamzam berjarak 21 meter dari Ka’bah dan kedalamannya 31 meter. Ini memompa antara 11 hingga 18,5 liter per detik.”

Awal Mula Sumur Zamzam

Zamzam adalah sebuah sumur yang terletak di dalam Masjidil-Haram. Air yang keluar dari sumur itu disebut dengan air Zamzam.

Riwayat keberadaan awal sumur Zamzam ini berkaitan dengan masa Nabi Ibrahim a.s. bersama istrinya, Hajar, dan putranya, Ismail.

Salah satu arti dari kata zamzam adalah ‘berkumpul yakni air yang berkumpul. Sebab, Zamzam pada awalnya adalah air yang tergenang di permukaan tanah yang kini sumur itu berada. Air itu kemudian berkumpul atau dikumpulkan oleh Siti Hajar untuk diberikan kepada putranya, Ismail, yang ketika itu kehausan.

Menurut riwayat, ketika Siti Hajar dan putranya, Ismail, terpaksa ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim karena diperintahkan Allah untuk segera ke Palestina maka tinggallah Siti Hajar dan Ismail di samping Baitullah tanpa teman, air, makanan, dan sebagainya. Dengan kekuasaan Allah dan sebagai bukti kebesaran-Nya, muncullah air di samping Ka’bah untuk memulai kehidupan keluarga Nabi Ibrahim itu.

Memang, terjadi perbedaan riwayat, apakah air itu muncul akibat gesekan kaki Ismail terhadap bumi atau malaikat Jibril yang menancapkan tumitnya di tanah itu atau lainnya. Yang jelas, air itu muncul dan mencurat ke permukaan bumi dari tempat yang sama sekali tidak ada air di kawasan yang penuh dengan gunung-gunung dan batu terjal. Sumur itu tidak pernah kering sejak zaman Nabi Ibrahim hingga kini yang berumur kurang lebih tujuh ribu tahun.

Hal ini tentu sangat menakjubkan, apalagi sumur yang kecil ini setiap saat diambil airnya, terutama pada musim haji.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eleven + 11 =