Apakah Semua Perbuatan Rasulullah Saw Sunnah untuk Diikuti?
Ilustrasi
BANYAK dari kalangan umat Islam, bahkan di kalangan para aktivis muslim, yang tidak memahami secara utuh tentang perbuatan Rasulullah Saw. Mereka menganggap bahwa setiap yag dikerjakan oleh Rasulullah Saw wajib atau disunnahkan untuk diikuti.
Padahal kalau kita kaji secara seksama masalah tersebut, ternyata para ulama merincinya dan sampai pada kesimpulan bahwa tidak setiap apa yang dikerjakan oleh Rasulullah Saw, kita serta harus mengikutinya, baik yang bersifat wajib maupun sunnah.
Perbuatan Rasulullah Saw bisa dibagi menjadi tiga:
BAGIAN PERTAMA: AL AF’AL Al JIBILIYAH
Al Af’al Al Jibiliyah adalah perbuataan yang dilakukan Rasulullah Saw sebagai seorang manusia biasa. Seperti cara makan, bahan yang dimakan, tempat makan, piring tempat makanan, kapan, minum, tidur, cara berjalan, naik kendaraan, MCK. Pada af’al al-Jibilliyah ini kita tidak dianjurkan untuk mengikutinya.
Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah Khabab bin Mundzir yang mengusulkan agar Rasulullah Saw memindahkan Markaz (Pusat Komando) dalam perang Uhud yang beliau pilih, karena tidak strategis dalam ilmu peperangan menurut pandangan Khabab bin Mundzir.
Pilihan Rasulullah Saw terhadap Pusat Komando dalam perang Uhud bukan beerdasarkan wahyu, tetapi pendapat beliau belaka yang juga seorang manusia, sehingga dianggap kurang tepat oleh Khabab bin Mundzir yang mengetahui strategi perang.
Contoh yang lain adalah kisah yang menyebutkan bahwa Rasulullah Saw melarang para sahabatnya di Madinah untuk melakukan penyerbukan pohon kurma, tetapi justru nasihat tersebut menyebabkan mereka gagal panen.
Ini menunjukkan bahwa beliau sebagai manusia kadang salah dan pendapatnya kurang tepat, dan ini berlaku dalam masalah-masalah keduniaan saja. Dalam masalah-masalah seperti ini, kita umat Islam tidak wajib untuk mengikutinya.
