Paragon Corp–ESQ Kemanusiaan Latih 100 Teman Tuli Jadi Driver Ojek Online

 Paragon Corp–ESQ Kemanusiaan Latih 100 Teman Tuli Jadi Driver Ojek Online

Jakarta, Mediaislam.id–Paradaya Movement bersama Paragon Corp dan ESQ Kemanusiaan resmi menggelar Seremoni Pelatihan Ojek Online Tuli di Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2025). Program ini dirancang untuk membuka akses kesempatan kerja bagi komunitas tuli dan meningkatkan kemandirian ekonomi penyandang disabilitas.

Pelatihan ini diberikan kepada 100 peserta, terdiri dari 64 orang dari wilayah Jakarta dan 36 orang dari Yogyakarta. Program meliputi wawancara peserta, pendampingan pembuatan SIM, pelatihan standar layanan Grab, ujian kompetensi, hingga aktivasi akun Grab Driver. ESQ Kemanusiaan dan Komunitas Ojol Tunarungu Relawan Indonesia (KOTRI) menjadi mitra pelatih sepanjang proses.

Head of CSR Paragon Corp Suci Hendrina mengatakan Paradaya Movement lahir untuk membuka akses keberdayaan bagi masyarakat penerima manfaat. “Paradaya Movement itu sendiri kita luncurkan mulai dari tahun lalu, ya. Ini adalah sebuah gerakan yang kita inisiasi bersama belasan organisasi pengelola zakat di Indonesia, di mana tujuan utamanya adalah menjadikan yang saat ini menerima bantuan nantinya bisa menjadi pemberi bantuan,” ujarnya.

Head of CSR Paragon Corp Suci Hendrina

Ia menjelaskan bahwa pelatihan ojek online bagi teman tuli merupakan kolaborasi dengan ESQ Kemanusiaan dan mitra penyerapan tenaga kerja seperti Grab. “Hari ini adalah dengan ESQ Kemanusiaan, di mana salah satu bidang pelatihan yang hari ini sama-sama kita saksikan adalah ojek online untuk teman-teman disabilitas, khususnya teman-teman tuli,” jelasnya.

Suci menambahkan, peserta juga mendapatkan perlindungan sosial. “Ada SIM, ada pelatihan, kemudian BPJS, iuran BPJS-nya untuk beberapa bulan pertama itu juga di-cover,” katanya.

General Manager ESQ Kemanusiaan Dewi Anjani mengatakan seluruh peserta sebelumnya tidak memiliki pekerjaan. “Program ini diberikan oleh Paragon, diamanahkan kepada kami untuk 100 orang tunarungu di mana mereka sebelumnya tidak punya pekerjaan. Kemudian kita latih untuk bisa men-download, bahkan menggunakan aplikasi ojek online,” ujarnya.

Ia memastikan 64 peserta di Jakarta sudah siap bekerja mulai akhir November. “Jadi bisa dinyatakan 64 orang itu sudah, statusnya tidak pengangguran lagi, sudah punya pekerjaan,” katanya. Sementara 36 peserta di Yogyakarta akan mengikuti pelatihan pada awal Desember dan mulai aktif bekerja pada akhir bulan.

General Manager ESQ Kemanusiaan Dewi Anjani

Dewi menyebut proses pelatihan memiliki tantangan, terutama pada aspek komunikasi. “Kesulitannya adalah yang pertama secara emosional. Mereka kadang-kadang suka salah paham. Jadi betul-betul bagaimana kita harus menjaga emosi mereka. Bukan mereka yang harus maklum kita, tapi kita yang harus maklum mereka,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa Grab memiliki fitur dan penanda khusus bagi driver tuli. “Di helm kami sediakan bahwa driver ini tuli, tolong kalau mau berhenti ketuk bahu kiri berapa kali, kanan berapa kali,” katanya.

Selain pelatihan teknis, ESQ Kemanusiaan juga akan melakukan pendampingan lanjutan terkait literasi keuangan, pencegahan risiko seperti judi online, serta pembinaan spiritual. “Kita akan berikan literasi tentang pengelolaan keuangan, supaya mereka bisa nabung emas, punya masa depan,” ujar Dewi.

Program Paradaya Movement ditargetkan terus diperluas untuk menjangkau lebih banyak penyandang disabilitas di Indonesia.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

14 − three =