Ketua MUI Ingatkan Pentingnya Faktor Spiritual dalam Mengelola Alam
KH Masduki Baidlowi
Jakarta (Mediaislam.id) – Ketua MUI Bidang Infokom KH Masduki Baidlowi menyebut konsep ekoteologi adalah pemahaman bahwa manusia dengan lingkungan memiliki hak yang sama.
Kiai Masduki menyoroti sejumlah kerusakan lingkungan di Indonesia karena keserakahan yang menyebabkan pemanasan global, deforestasi, bahkan di laut terjadi overfishing.
“Ketika nilai spiritual dilepas manusia menjadi serakah. Sehingga menghadapi kesulitan luar biasa kalau tidak memahami (konsep yang) disebut ekoteologi,” kata Kiai Masduki dikutip dari Muidigital, Ahad (16/11/2025).
Kiai Masduki mencontohkan, konsep ekoteologi dalam menanam pohon, menggambarkan bahwa menanam pohon bukan sebagai objek dan subjek.
Tetapi, tegasnya, hubungan antara tanaman dengan sama. Misalnya tanaman subjek, maka manusia pun subjek, sehingga manusia tidak serakah pada alam.
Juru Bicara Wakil Presiden ke-13 RI ini menegaskan bahwa tanaman memiliki jiwa yang Allah berikan untuk harmoni, sehingga ada keseimbangan untuk menjadi lestari.
Kiai Masduki menekankan, guru harus memiliki pemahaman mengenai ekoteologi. Pemahaman tersebut diharapkan dapat dibangun kepada muridnya untuk merawat lingkungan. Begitu juga perlakuan terhadap binatang.
“Harus begitu sehingga dari kecil diajari konsep menyayangi binatang untuk kita perhatikan. Dari konsep seperti ini dalam konteks ekoteologi masih abai,” tuturnya.
Kiai Masduki berharap melalui kegiatan ini dapat merubah cara pandang guru yang bisa merambah kepada para murid generasi muda bangsa yang diharapkan menjadi generasi emas pada 2045.
Jika generasi ini diberikan pemahaman yang baik mengenai ekoteologi, tegasnya, maka kondisi lingkungan ke depan akan semakin baik karena cara pandangnya berubah.
“Sekarang eranya AI, tidak mungkin pemahaman seperti ini tinggal pemahaman. Bagaimana diimplementasikan dalam konsep konsepsi dalam pelaksanaan berkomunikasi secara digital dalam bentuk multi platform, misalnya TikTok,” tegasnya.
Menurutnya, para guru dapat membuat konten terkait ekoteologi di media sosial dengan cara paling sederhana, yaitu menyampaikan bahwa manusia dan lingkungan memiliki hak yang sama.
Dia berharap, pelatihan semacam ini ada tindaklanjutnya bagi para guru untuk membuat konten di media sosial mengenai ramah lingkungan dengan cara yang disenangi oleh masyarakat untuk bisa viral. [ ]
