Resmikan 105 SPPG, Ketum Muhammadiyah: Jihad Kemanusiaan
Ketum Muhammadiyah dan Kepala BGN meresmikan 105 SPPG di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Surakarta, Jumat (24/10/2025).
Solo (Mediaislam.id) – Muhammadiyah meluncurkan 105 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di 17 provinsi di Indonesia sebagai upaya memperkuat ketahanan gizi nasional.
Dua dari 105 dapur makan bergizi gratis (MBG) itu dikelola oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan diresmikan bersamaan dengan Milad ke-67 UMS di Edutorium K.H. Ahmad Dahlan, UMS, Solo, pada Jumat, 24 Oktober 2025.
Peresmian SPPG itu dihadiri oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, Wakil Menteri Dikdasmen Fajar Riza, dan Rektor UMS Harun Joko Prayitno.
Dalam smbutannya, Haedar Nashir menegaskan bahwa program SPPG Muhammadiyah merupakan bagian dari tanggung jawab sosial organisasi untuk memperkuat fondasi bangsa melalui peningkatan kualitas gizi masyarakat.
“Kesehatan dan gizi yang baik adalah fondasi bagi kecerdasan dan kemajuan bangsa. Karena itu, Muhammadiyah berkomitmen bersama Badan Gizi Nasional memperkuat program pelayanan gizi, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil,” ujar Haedar.
Selain 105 unit yang sudah diluncurkan, Muhammadiyah juga menargetkan pembangunan 150 SPPG tambahan dalam waktu dekat. Haedar menyebut gerakan gizi ini sebagai bagian dari “jihad kemanusiaan” Muhammadiyah.
“Muhammadiyah berada di garis depan, bergandengan tangan dengan pemerintah untuk memastikan generasi mendatang tumbuh sehat dan berdaya saing,” ucapnya.
Jadi Pusat Edukasi dan Inovasi Gizi
Terkait dengan dua SPPG UMS yang berlokasi di Pabelan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, kedua dapur itu juga akan berfungsi sebagai pusat layanan, riset, serta edukasi gizi bagi masyarakat sekitar.
Rektor UMS Harun Joko Prayitno mengatakan, universitas siap menjadikan SPPG sebagai laboratorium sosial bagi mahasiswa lintas disiplin seperti ilmu gizi, kesehatan, dan teknik pangan.
“Kami ingin membangun model kolaborasi antara kampus, pemerintah, dan masyarakat untuk peningkatan gizi bangsa,” tutur Harun.
UMS berkomitmen mengawal implementasi SPPG dengan pendekatan akademik dan pengabdian masyarakat agar program ini berkelanjutan dan berdampak nyata.
Kepala BGN Dadan Hindayana mengapresiasi langkah Muhammadiyah yang dianggap sebagai mitra strategis pemerintah dalam mendukung program ketahanan pangan dan gizi nasional.
“Dengan 105 SPPG yang sudah berdiri di 17 provinsi, kontribusi Muhammadiyah sangat berarti bagi percepatan pelayanan gizi masyarakat. Apalagi, sebagian besar dibangun tanpa menunggu dana pemerintah,” ujar Dadan.
Dadan menjelaskan, BGN kini tengah mengembangkan integrasi sistem SPPG dengan sekolah-sekolah untuk program makan bergizi gratis. Salah satu bentuknya adalah kerja sama penyediaan makanan sehat bagi siswa di sekolah yang belum memiliki kantin memadai.
“Makanan utama bisa disiapkan dari SPPG, sementara sekolah menyediakan makanan pendamping. Dengan cara ini, anak-anak bisa mendapatkan gizi seimbang setiap hari,” kata dia.[]
