Al-Qur’an Ingatkan Manusia untuk Rawat Lingkungan

 Al-Qur’an Ingatkan Manusia untuk Rawat Lingkungan

Habib Said Agil Husin Al Munawar (tengah_

Kendari (Mediaislam.id) – Mantan Menteri Agama RI Habib Said Agil Husin Al Munawar, mengungkapkan, Al-Qur’an sejak lama telah mengingatkan manusia untuk menjaga bumi dan tidak membuat kerusakan di dalamnya.

Said Agil mengatakan, manusia diciptakan bukan hanya untuk beribadah secara ritual, tetapi juga untuk memakmurkan bumi dan menjaga keseimbangannya. Ia menegaskan bahwa pelestarian lingkungan merupakan bagian dari keimanan, bukan sekadar urusan sosial atau ekonomi.

“Al-Qur’an telah menegaskan dalam Surah Al-Baqarah bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah, yaitu wakil Allah yang bertugas mengelola bumi dengan tanggung jawab dan keseimbangan,” ujar Said Agil Husin Al Munawar dalam Seminar Syiar Qur’an dan Hadis: Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan yang digelar di Kendari, Jumat (17/10/2025).

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menambahkan, Al-Qur’an juga memperingatkan agar manusia tidak berbuat kerusakan setelah Allah memperbaikinya. Nilai-nilai tersebut, kata Said Agil, menjadi dasar teologis bagi umat Islam untuk menjaga alam sebagai amanah Ilahi. Ia mengutip firman Allah dalam Surah Al-A’raf ayat 56, “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harap.”

Dalam pandangan Said Agil, menjaga harmoni sosial dan lingkungan adalah bentuk ibadah yang mencerminkan kesalehan pribadi dan sosial secara bersamaan. Ia mencontohkan sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan Ahmad, “Jika hari kiamat tiba sementara di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit tanaman, maka tanamlah.”

“Hadis tersebut mengajarkan bahwa sekecil apa pun usaha kita untuk menjaga alam tetap bernilai ibadah. Menanam, memelihara, dan tidak merusak adalah ekspresi dari iman yang sejati,” tuturnya.

Lebih lanjut, Said Agil menjelaskan bahwa syiar Al-Qur’an dan Hadis harus dimaknai sebagai upaya membudayakan nilai-nilai Islam dalam kehidupan nyata. Dakwah yang berorientasi pada kerukunan, menurutnya, akan menumbuhkan semangat toleransi, kasih sayang, dan persaudaraan lintas batas. Sementara itu, dakwah yang menanamkan kesadaran ekologis akan membentuk perilaku bijak terhadap alam dan sumber daya.

“Ketika nilai-nilai Qur’ani dan Nabawi dihidupkan, umat akan menjadi pelopor perdamaian sekaligus pelindung lingkungan,” katanya.

Ia menilai, dakwah Islam seharusnya tidak hanya hadir di mimbar, tetapi juga di ruang-ruang publik yang mendorong perubahan perilaku terhadap lingkungan dan sesama manusia.

Menurut Said Agil, Indonesia sebagai bangsa yang majemuk dan kaya sumber daya alam membutuhkan revitalisasi syiar yang menyejukkan dan mencerahkan. Tantangan zaman seperti konflik sosial, degradasi moral, dan krisis iklim menuntut hadirnya dakwah yang substansial dan membangun kesadaran kolektif.

“Kita harus menumbuhkan cinta kasih (rahmah), kesadaran sosial (ukhuwah), dan kepedulian ekologis (ḥifẓ al-bī’ah),” ujarnya menegaskan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 + 16 =