450 Orang Meninggal karena Kelaparan di Gaza, Termasuk 150 Anak-anak

 450 Orang Meninggal karena Kelaparan di Gaza, Termasuk 150 Anak-anak

Para perempuan dan anak di Gaza mengantre makanan. [Xinhua]

Gaza (Mediaislam.id) – Tangis keluarga kembali pecah di Kompleks Medis Nasser, Khan Yunis, Jalur Gaza selatan. Tiga anak dilaporkan meninggal akibat malnutrisi parah yang dipicu blokade ketat Israel. Tragedi ini menambah jumlah korban jiwa akibat kampanye kelaparan yang dilakukan Israel menjadi 450 orang, termasuk 150 anak-anak.

Sejak 2 Maret lalu, otoritas pendudukan Israel menutup seluruh penyeberangan ke Gaza, memutus jalur masuk bantuan kemanusiaan, obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan dasar lainnya. Kebijakan ini menciptakan bencana kemanusiaan yang kini diakui oleh badan-badan internasional sebagai bentuk hukuman kolektif—sebuah praktik yang dilarang oleh hukum humaniter internasional.

Gaza yang Dilanda Kelaparan

Di Khan Yunis, para tenaga medis menyaksikan langsung dampak mematikan blokade ini. Tubuh anak-anak tiba di rumah sakit dalam kondisi lemah, dengan tanda-tanda kelaparan akut.

“Kami tidak hanya kehilangan tiga anak hari ini, kami kehilangan masa depan Gaza,” ujar salah satu dokter di Kompleks Medis Nasser, menggambarkan situasi memilukan yang mereka hadapi setiap hari.

Meskipun konvoi truk bantuan mengantre di perbatasan, izin masuk diberikan secara terbatas dan tidak memenuhi kebutuhan minimum. Dua bulan lalu, Israel hanya mengizinkan masuk beberapa lusin truk—jumlah yang jauh dari cukup.

Padahal, menurut sumber resmi, Gaza membutuhkan sedikitnya 500 hingga 600 truk bantuan setiap hari untuk mencegah bencana kelaparan yang lebih luas.

Kecaman Dunia Internasional

Kebijakan kelaparan ini menuai kecaman keras dari berbagai negara dan organisasi kemanusiaan. Badan-badan PBB berulang kali memperingatkan bahwa penduduk Gaza berada di ambang bencana kelaparan yang disengaja.

Human Rights Watch dan Amnesty International menyebut tindakan Israel sebagai kejahatan perang. Majelis Umum PBB mendesak dibukanya akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, namun seruan ini diabaikan oleh Israel yang terus memperketat pengepungan.

Politik Kejam yang Mengorbankan Nyawa

Blokade yang berlangsung berbulan-bulan ini dinilai sebagai bentuk politik kejam yang menggunakan kelaparan sebagai senjata perang. Dengan menutup akses makanan dan bantuan medis, Israel menempatkan lebih dari dua juta penduduk Gaza, terutama anak-anak, pada risiko kematian yang tak seharusnya terjadi.

“Mencekik Gaza bukan hanya membunuh mereka secara perlahan, tetapi juga menghancurkan martabat kemanusiaan,” kata seorang aktivis kemanusiaan dari LSM internasional.

Tuntutan untuk Aksi Nyata

Masyarakat internasional semakin mendesak langkah konkret, bukan hanya pernyataan kecaman. Desakan agar penutupan perbatasan dihentikan, bantuan masuk secara massal, dan pelaku kejahatan kemanusiaan diadili semakin nyaring terdengar di forum internasional.

Bagi keluarga-keluarga di Gaza, setiap hari adalah perjuangan bertahan hidup. Mereka hanya berharap dunia tidak lagi berpaling dari penderitaan mereka.

sumber: infopalestina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

nineteen + 19 =