Kemenag Ajak Penceramah Terapkan Dakwah Berbasis Cinta

 Kemenag Ajak Penceramah Terapkan Dakwah Berbasis Cinta

Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama, Ahmad Zayadi, mengajak para penceramah untuk menjadikan cinta sebagai landasan dakwah. Menurutnya, cinta memiliki dimensi yang luas, yaitu teologis, sosial, etis, hingga estetis, yang perlu dipahami secara mendalam oleh para dai.

“Dengan pemahaman filosofis tentang cinta, kita akan mendapatkan energi cinta itu untuk kepentingan dakwah dan penguatan nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya menutup kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Kompetensi Penceramah Agama Islam Tingkat Pusat dan MABIMS 2025 di Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Ia menyebut setidaknya ada 14 diksi cinta dalam Al-Qur’an yang masing-masing memiliki makna berbeda. Karena itu, para penceramah perlu menggali lebih dalam terminologi cinta tersebut sebagai strategi dakwah.

Lebih lanjut, Ahmad Zayadi memperkenalkan konsep Kurikulum Cinta yang digagas Menteri Agama Nasaruddin Umar. Kurikulum tersebut mencakup cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, cinta ilmu yang menumbuhkan semangat belajar sepanjang hayat, cinta lingkungan dan diri sendiri, cinta bangsa dan tanah air sebagai wujud penghargaan atas keberagaman Indonesia, serta cinta sesama manusia dengan menjunjung akhlak, toleransi, dan solidaritas.

Menurutnya, cinta kepada Allah bersifat primer, sedangkan cinta kepada manusia bersifat sekunder. Semakin tinggi kadar cinta seorang hamba kepada Allah, semakin mesra pula hubungannya dengan Sang Pencipta.

Ia juga menegaskan bahwa seluruh sila Pancasila pada hakikatnya bermuara pada Ketuhanan Yang Maha Esa. “Tidak ada tempat bagi paham yang menafikan ketuhanan. Pancasila adalah paham kebangsaan yang berketuhanan,” tegasnya.

Selain itu, Ahmad Zayadi menekankan pentingnya kolaborasi dalam dakwah. “Kekuatan kita hari ini tidak lagi terletak pada individu, tetapi pada kolaborasi dan berjemaah. Dakwah itu mengajak, bukan mengejek; merangkul, bukan memukul,” katanya mengutip KH Mustofa Bisri (Gus Mus).

Bimtek yang diikuti 70 penceramah dari Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura ini diharapkan melahirkan dai yang tidak hanya kompeten secara pengetahuan, tetapi juga menghadirkan dakwah yang penuh cinta, menyejukkan, serta memperkuat kerukunan umat beragama.*

Sumber: Bimas Islam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twelve + eight =