Ketum PBNU Minta Maaf Telah Undang Akademisi Zionis Peter Berkowitz
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dalam Silaturahim dan Halal Bihalal IFHI di Jakarta, Rabu (16/04/2025).
Jakarta (Mediaislam.id) – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan permohonan maaf kepada publik atas undangan terhadap akademisi asal Amerika Serikat, Peter Berkowitz, yang berlatar belakang zionis.
Gus Yahya, sapaan akrabnya, mengakui undangan tersebut merupakan bentuk kekhilafan akibat kurangnya kecermatan dalam proses seleksi narasumber.
“Saya mohon maaf atas kekhilafan dalam mengundang Peter Berkowitz tanpa memperhatikan latar belakang zionisnya. Hal ini terjadi semata-mata karena kekurangcermatan saya dalam melakukan seleksi dan mengundang narasumber,” kata Gus Yahya di Jakarta, Kamis (28/08/2025) seperti dilansir ANTARA.
Gus Yahya menegaskan sikap PBNU terhadap perjuangan rakyat Palestina tidak pernah berubah. PBNU tetap mendukung penuh kemerdekaan dan kedaulatan Palestina sebagai sebuah negara yang merdeka.
“PBNU mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk memiliki negara yang merdeka dan berdaulat,” kata dia.
Lebih lanjut, PBNU juga secara tegas mengecam berbagai tindakan kekerasan dan serangan brutal yang dilakukan oleh pemerintah Israel terhadap warga sipil di Gaza.
“Saya dan PBNU mengutuk tindakan-tindakan genocidal yang brutal yang dilakukan oleh pemerintah Israel di Gaza,” ujar Gus Yahya.
PBNU, kata dia, menyerukan kepada seluruh pihak, baik nasional maupun internasional, untuk bekerja keras menghentikan genosida di Gaza serta mengupayakan perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
Nama Peter Berkowitz muncul setelah mengisi acara di Universitas Indonesia. Masyarakat kemudian memprotesnya karena latar belakang Berkowitz yang sangat vokal mendukung genosida Israel terhadap Palestina.
Dari beberapa artikel yang ditulisnya, Berkowitz menilai penjajahan Israel terhadap Palestina merupakan hak untuk membela diri. Bahkan ia juga mengusulkan pemindahan warga Gaza ke Sinai yang berada dalam wilayah Mesir.
