22.000 Truk Bantuan Masih Tertahan di Perbatasan Gaza

 22.000 Truk Bantuan Masih Tertahan di Perbatasan Gaza

Truk bantuan kemanusiaan untuk Gaza terhenti masuk.

Rafah (Mediaislam.id) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak peningkatan dan kelanjutan bantuan kesehatan ke Gaza, dengan peringatan bahwa nyawa terancam karena puluhan ribu truk bantuan masih tertahan di perbatasan akibat blokade Israel.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Ahad lalu bahwa kelangsungan hidup penduduk Gaza bergantung pada akses segera ke pasokan kemanusiaan. Ia mengonfirmasi bahwa sejak 1 Agustus, WHO telah mengirimkan 24 truk obat-obatan esensial dan perlengkapan medis untuk rumah sakit dan klinik di Gaza.

Sementara itu, Kantor Media Pemerintah Gaza (GMO) melaporkan bahwa 22.000 truk bantuan masih terhalang masuk akibat blokade Israel yang terus berlanjut. GMO menuduh pasukan pendudukan Israel sengaja menciptakan kelaparan. Mereka juga menuntut pertanggungjawaban semua pihak yang diam atau bersekongkol atas memburuknya bencana ini.

Mereka mendesak pembebasan segera dan tanpa syarat truk-truk bantuan serta pembukaan permanen semua pos perbatasan untuk mencegah kematian warga sipil lebih lanjut.

Kekurangan bahan bakar juga telah melumpuhkan rumah sakit, memaksa dokter untuk hanya memberikan perawatan bagi kasus-kasus kritis. Meskipun media negara Mesir melaporkan bahwa dua truk bahan bakar sedang bersiap masuk ke Gaza, belum ada konfirmasi tentang kedatangan mereka.

Sejak dimulainya genosida Israel yang didukung AS pada 7 Oktober 2023, lebih dari 210.000 warga Palestina telah tewas atau terluka, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, dengan lebih dari 10.000 orang masih hilang. Kematian akibat kelaparan kini mencapai 175 orang, termasuk 93 anak-anak.

GMO kembali menegaskan penolakannya terhadap Yayasan Kemanusiaan Gaza yang didukung Israel dan AS, yang diluncurkan pada 27 Mei untuk mendistribusikan bantuan di luar pengawasan PBB. Warga Palestina memperingatkan bahwa rencana tersebut dirancang untuk mengungsikan warga sipil dan memfasilitasi pendudukan kembali Gaza.

sumber: infopalestina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one × two =