Korban Genosida di Gaza Capai 55.998 Gugur dan 187.557 Terluka

 Korban Genosida di Gaza Capai 55.998 Gugur dan 187.557 Terluka

Gaza (Mediaislam.id) – Di tengah reruntuhan bangunan dan suara tangisan anak-anak yang kehilangan keluarga, Kementerian Kesehatan di Gaza kembali melaporkan bertambahnya jumlah korban akibat serangan tanpa henti yang dilancarkan oleh Israel.

Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 39 warga dilaporkan tewas dan 317 lainnya luka-luka. Mereka adalah bagian dari realitas kelam yang tak kunjung berakhir. Demikian dilansir Pusat Informasi Palestina, Selasa (24/6/2025).

Sejak 7 Oktober 2023, agresi militer Israel telah merenggut nyawa 55.998 orang dan melukai 131.559 orang lainnya. Total korban kini mencapai 187.557 jiwa, angka yang mencerminkan skala genosida yang mengguncang nurani dunia.

Laporan terbaru menyebutkan bahwa di antara korban jiwa hari ini terdapat satu jenazah yang berhasil ditemukan dari bawah reruntuhan bangunan yang sebelumnya dibom. Ia bukan hanya angka, tapi bagian dari keluarga, mungkin seorang ayah, ibu, atau anak yang telah lama dinanti untuk kembali pulang.

Kementerian juga mengungkap fakta memilukan lainnya: sebanyak 17 orang tewas dan 136 luka-luka saat mencoba menjangkau bantuan kemanusiaan yang dijanjikan oleh Amerika Serikat. Sejak 27 Mei lalu, 467 orang dilaporkan tewas dan 3.602 lainnya terluka saat mendekati titik distribusi bantuan. Bantuan yang semestinya menyelamatkan, justru berubah menjadi jerat maut.

Dalam catatan khusus, sejak 18 Maret, genosida gelombang baru telah menewaskan 5.685 orang dan melukai 19.518 warga. Sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak yang terjebak di tengah blokade, kekurangan makanan, dan minimnya fasilitas kesehatan.

Lebih tragis lagi, semua ini terjadi setelah Israel melanggar perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari. Penolakan untuk melanjutkan tahap kedua perjanjian tersebut telah menjerumuskan Gaza ke dalam babak baru kekejaman: pembunuhan sistematis, kelaparan massal, dan kehancuran infrastruktur vital.

Sejak 2 Maret, penyeberangan Gaza ditutup total. Truk-truk bantuan yang membawa makanan dan obat-obatan dibiarkan menumpuk di perbatasan tanpa kejelasan. Di sisi lain, anak-anak Gaza tidur dalam kelaparan, dan para ibu menangis di lorong-lorong rumah sakit yang penuh sesak oleh korban perang.

Gaza bukan sekadar wilayah konflik—ia adalah rumah bagi jutaan jiwa yang kini terancam musnah. Di balik angka-angka statistik itu ada wajah manusia: anak yang kehilangan orang tuanya, wanita yang melahirkan dalam puing, dan keluarga yang tak lagi tahu ke mana harus berharap. [ ]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four × one =