Jumlah Korban Genosida di Gaza Bertambah, 55.637 Gugur dan 129.880 Terluka

Gaza (Mediaislam.id) – Dalam 24 jam terakhir, penderitaan warga Gaza kembali bertambah. Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa rumah sakit-rumah sakit di wilayah tersebut menerima 144 jenazah warga sipil dan 560 korban luka-luka, akibat serangan intensif pasukan pendudukan Israel.
Dengan tambahan ini, jumlah korban tewas akibat agresi militer Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 kini mencapai 55.637 orang. Sementara itu, total korban luka melonjak menjadi 129.880 orang, termasuk lebih dari 400 korban yang tewas saat mencari bantuan kemanusiaan.
Duka dari Bawah Reruntuhan
Dalam laporan statistik hariannya pada Rabu (18/6), Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa enam jenazah ditemukan dari bawah reruntuhan bangunan yang sebelumnya dibom. Para korban tewas ini hanyalah sebagian kecil dari ribuan lainnya yang masih tertimbun puing-puing, tak sempat diselamatkan karena keterbatasan alat dan akses di lapangan.
Sejak 18 Maret 2024, genosida yang terus berlangsung telah merenggut 5.334 nyawa tambahan dan menyebabkan 17.839 orang luka-luka.
Israel Ingkari Gencatan Senjata, Gaza Dilanda Kelaparan
Dalam laporan yang sama, Kementerian Kesehatan menyoroti pelanggaran serius Israel terhadap perjanjian gencatan senjata yang seharusnya mulai berlaku pada 19 Januari lalu. Hingga kini, Israel menolak melanjutkan fase kedua dari perjanjian tersebut, yang semestinya membuka jalan bagi jeda kemanusiaan dan pertukaran tahanan.
Kondisi Gaza kian memburuk sejak 2 Maret, ketika pasukan Israel memperketat penutupan seluruh penyeberangan, termasuk yang menjadi jalur masuk bantuan kemanusiaan. Truk-truk yang membawa makanan, obat-obatan, dan air bersih dibiarkan menumpuk di perbatasan, sementara warga di dalam Gaza dibiarkan kelaparan.
Tangis dan Harapan di Tengah Reruntuhan
Di tengah kehancuran, ribuan keluarga Palestina masih mencari anggota keluarga mereka yang hilang, menyusuri puing-puing bangunan dengan tangan kosong. Seorang petugas medis di Gaza menyampaikan:
“Kami tak lagi bisa menghitung berapa banyak anak-anak yang datang ke rumah sakit tanpa orang tua. Setiap hari, kami menerima tubuh-tubuh mungil yang tidak bernafas, dibungkus kain seadanya.”
Situasi ini menggambarkan betapa mendesaknya intervensi dunia internasional yang nyata, bukan sekadar kecaman diplomatik. Warga Gaza tidak hanya membutuhkan simpati, tetapi akses terhadap makanan, air, dan keselamatan yang telah dirampas selama lebih dari delapan bulan.
sumber: infopalestina