Allah Maha Mencukupi

 Allah Maha Mencukupi

Ilustrasi: Warga Gaza menunggu antrean makanan di Deir Al balah, Gaza, Jumat (20/12/2024) [XINHUA/ANTARA]

DIRIWAYATKAN oleh Muhammad bin Muhammad bin Abdul Aziz bin Al-Mahdi ia berkata, ayahku bercerita; Aku mendengar Maimunah binti Saqilah Al-Wa’izhah (wafat pada tahun 163 hijriyah) mengatakan, “Aku disakiti oleh tetanggaku. Aku lalu melakukan shalat dua rakaat. Dan setelah membaca masing-masing surat satu ayat pertama sampai khatam Al-Qur’an, aku berdoa, ‘Ya Allah, peliharalah kami menghadapi perkaranya.’ Kemudian aku tidur. Begitu membuka mata aku melihat bintang-bintang gemerlapan.

Lalu aku membaca ayat, ‘Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.’ (Al-Baqarah: 137). Larut malam tetanggaku itu terbangun. Dan ketika berjalan kakinya terpeleset lalu terjatuh dan mati seketika.” (Al-Muntazhan oleh Ibnul Qayyim Al Jauzi VII, Al Bidayah wan Nihayah oleh Ibnu Katsir XI/223)

Benar apa yang disabdakan Nabi Saw, “Tiga doa yang pasti dikabulkan; yakni doa orang yang teraniaya, doa orang yang sedang bepergian, dan doa ayah.” (HR At-Tirmidzi)

Dalam sebuah riwayat oleh Al-Hakim disebutkan, “Takutlah kamu pada doa orang yang teraniaya, karena ia akan naik ke langit laksana bunga api, “ (HR Al-Hakim).

Tetangga orang tadi kelak pada hari Kiamat akan dikutuk di hadapan para makhluk.

Suatu hari Thawus Al-Yamani menemui Hisyam bin Abdul Malik dan berkata, “Takutlah kamu akan hari pengumuman.”

Hisyam bertanya, “Apa itu hari pengumunan?”

Thawus menjawab, “Yaitu seperti firman Allah, ‘Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu, ‘Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim.'” (Al-A’raf: 44)

Thawus lalu berkata,

“Janganlah kamu tertipu oleh gemerlapnya kehidupan
hal itu memang menyenangkan tetapi melalaikan
Angan-angan itu sering menyesatkan
bersiap-siaplah menghadapi kematian sebelum ia datang
Karena kematian itu pasti tiba,
dan yang selamat di Alam Baqa itu sedikit.”

Maimunah binti Saqulah juga mengatakan, “Baju yang aku pakai sekarang ini sudah berusia empat puluh tujuh tahun, tetapi belum juga rusak. Baju ini dipintal sendiri oleh ibuku dan dicelup dengan air dari ujung kuku binatang. Begitulah kalau pakaian tidak digunakan untuk maksiat kepada Allah, ia tidak akan lekas rusak.”

Sumber: Sa’ad Yusuf Abu Aziz. Kisah Akhir Hayat Orang-Orang Zalim (terjemahan). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2024.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 × three =