Gen Z, Jangan Gadaikan Potensimu

 Gen Z, Jangan Gadaikan Potensimu

Ilustrasi

HALO SAHABAT, sahabat pernah dengar istilah Generasi Z (Gen Z)? Mereka adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Gen Z sendiri berasal dari kata Zoomer karena mereka lahir dan tumbuh bersamaan dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, sehingga mereka memiliki kesempatan untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi dan internet secara dekat.

Akhir-akhir ini kita dikagetkan dengan berita mengenai generasi Z yang makin hari makin dibuat tercengang tak percaya, dikarenakan banyak beraneka ragam berita diluar nalar.

Dilansir dari Kompas.id, seorang remaja laki-laki melompat dari gedung parkir sepeda motor Metropolitan Mall, Bekasi karena stres. Ini membuktikan bahwa insiden remaja bunuh diri ini memberikan gambaran adanya problem kerapuhan mental generasi muda (23/10/2024).

Hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survery (I-NAMHS) menunjukkan satu dari tiga remaja Indonesia menghadapi masalah kesehatan mental, setara dengan 15,5 juta remaja.

Apa sih biang dari permasalahan anak muda saat Ini?

Sahabat, yuk kita coba melihat kondisi gen Z saat ini yang tak sedikit dari mereka terjebak dalam pergaulan bebas, hidup yang tidak sejahtera, terjerat pinjol, takut ketinggalan trend (FOMO), YOLO, kasuh bunuh diri, mental illnes dan masih banyak lagi. Dengan dalih menjunjung asas kebebasan, juga didukung dengan lingkungan yang serba mudah dan nyaman.

Gen Z menjadi generasi yang tidak puas akan sesuatu. Kesehatan mental juga menjadi ancaman serius bagi gen Z akibat fenomena FOMO yang lagi marak di kalangan generasi muda. Kecanggihan teknologi dan berbagai media sosial menjadi pemicu adanya fenomena FOMO pada gen Z.

Kenapa bisa terjadi? Ya itu dikarenakan sesorang dengan mudah dapat mengakses media sosial yang menampilkan gaya hidup, pengalaman, pencapaian, penampilan, dan popularitas.

Mereka tak mempunyai standar kemuliaan diri dalam kacamata yang benar sehingga seringkali membandingkan diri mereka dengan kehidupan orang lain di media sosial. Itulah biang dari kecemasan yang dialami gen Z.

Lalu apa yang dilakukan gen Z jika sudah merasa tertinggal trend? Mereka konsumtif dan krisis identitas sehingga gemar melakukan pinjaman online. Gaya hidup FOMO juga menjadi kendala besar akan potensi gen Z dalam pencapaian prestasi dan penghalang gen Z sebagai agen perubahan menuju kebaikan. Hal ini tentu dapat menyia-yiakan tenaga dan potensi besar gen Z di masa depan.

Sejatinya akar masalah yang dihadapi gen Z adalah merebaknya pemahaman sekuler di kehidupan kaum muslim. Paham sekularisme merupakan paham pemisahan agama dengan kehidupan. Alhasil kehidupan hari ini jauh dari aturan Islam, kehidupan generasi muda condong bebas tanpa aturan. Tak ayal output dari gen Z ialah hedon dan liberal. Dalam dunia pendidikan sekuler pun mereka dicetak menjadi budak korporasi, mencari uang demi sesuap nasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

fifteen − six =